KOMPAS.TV - Krisis lingkungan dan perubahan iklim telah memaksa dunia untuk bergerak menuju solusi berkelanjutan. Salah satu langkah besar dalam hal ini adalah beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik.
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro pun sepakat bahwa peluang terbesar untuk memperbaiki kualitas udara saat ini adalah dengan memperbaiki sektor transportasi.
Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, penggunaan kendaraan listrik juga membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak yang semakin mahal dan terbatas.
Bagi Indonesia, negara dengan salah satu populasi kendaraan terbesar di dunia, beralih ke kendaraan listrik merupakan langkah besar dalam mengurangi dampak lingkungan dan ketergantungan pada impor minyak.
Baca Juga: Resmikan Plant Pertama di Indonesia, KESDM: "PLN Miliki Cara Paling Cepat Hasilkan Green Hydrogen"
Kendaraan Listrik: Solusi untuk Lingkungan dan Ekonomi
Kendaraan listrik adalah salah satu solusi paling menjanjikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang berasal dari sektor transportasi.
Dalam kondisi kelistrikan Indonesia saat ini, dengan menggunakan kendaraan listrik masyarakat sudah turut berkontribusi untuk mengurangi emisi sekitar 50 persen.
Sebagai gambaran, 1 liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,2 kilowatt hour (kWh) listrik. Emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, sedangkan 1,2 kWh listrik emisinya setara 1,02 kg CO2e.
Terlebih, di masa mendatang, listrik yang disediakan untuk mengisi daya kendaraan juga akan makin bersih, menyusul mulai dibangunnya pembangkit yang berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
Dengan begitu, penggunaan kendaraan listrik akan membantu mengurangi polusi udara, mengurangi tingkat kebisingan di kota-kota, dan mengurangi ketergantungan pada minyak bumi.
Selain manfaat lingkungan, kendaraan listrik juga memberikan potensi ekonomi yang besar bagi Indonesia.
Produksi dan penggunaan kendaraan listrik dapat menciptakan lapangan kerja baru, merangsang industri lokal, dan mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia yang disebabkan oleh impor minyak.
Infrastruktur Listrik yang Tangguh: Dukungan bagi Kendaraan Listrik
Tidak hanya ramah lingkungan, kendaraan listrik juga memiliki keunggulan lain seperti lebih hemat operasional, pajak lebih murah, tidak berisik, dan aman bila menerjang banjir.
Namun, agar masyarakat segera beralih ke kendaraan listrik, tentunya perlu terlebih dahulu dipersiapkan infrastruktur listrik yang tangguh.
Berikut beberapa alasan utama memperkuat infrastruktur listrik dalam peralihan ke kendaraan listrik.
Infrastruktur listrik yang kuat dan dapat diandalkan di seluruh Indonesia akan memastikan pasokan daya yang stabil dan andal bagi kendaraan listrik.
Penggunaan energi terbarukan dalam infrastruktur listrik akan membantu mengurangi dampak lingkungan dari kendaraan listrik. Sebagai informasi, saat ini emisi listrik PLN yang berbasis mayoritas batu bara sudah jauh lebih rendah dibandingkan BBM.
Seiring dengan target net zero emission (NZE 2069), diharapkan kedepannya emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi.
Infrastruktur listrik yang kukuh akan menghindari masalah kegagalan pasokan. Hal tersebut berisiko terjadi jika kendaraan listrik bergantung pada penyedia listrik swasta yang mungkin kurang stabil.
Memiliki infrastruktur listrik yang tangguh akan memastikan akses yang setara bagi semua masyarakat, termasuk di daerah terpencil sehingga memungkinkan peralihan ke kendaraan listrik yang inklusif.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.