Selain itu, B20 Indonesia mendorong dampak konkrit dan perlu mempersiapkan diri untuk Great Rebound.
“Bapak Presiden, Anda akan bertemu dengan para pemimpin G20 di KTT G20, dan saya harap bapak dapat memajukan prioritas ini ke G20 sebagai visi bersama antara pemerintah dan bisnis untuk mencapai pertumbuhan kolaboratif, berkelanjutan, dan inklusif,” tegas Shinta.
Keselerasan Prioritas B20-G20
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Kadin Indonesia dan Host of B20 Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, Presidensi B20-G20 tahun ini berlangsung di tengah situasi geopolitik yang memanas disertai mengenai menurunnya kepercayaan masyarakat dunia terhadap globalisasi yang dianggap gagal memberikan keadilan.
Arsjad melihat, sebagai negara yang berada di antara kawasan Utara dan Selatan serta satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota tetap G20, Indonesia mampu menjadi penyambung suara ekonomi negara maju dan berkembang di kancah global.
Pada saat yang sama, Indonesia memiliki tradisi panjang dalam mengadvokasi berbagai kepentingan di meja perundingan.
Selaras dengan arahan Presiden Jokowi, B20 Indonesia menetapkan tiga prioritas utama untuk B20 Summit sejalan dengan prioritas Presidensi G20 terkait problem mendasar bagi negara berkembang dan negara maju, yakni ekonomi hijau, pemberdayaan UMKM dan perempuan, dan penguatan ketahanan kesehatan global.
Baca Juga: TF ESC-B20, Lahirkan Kawasan Industri Hijau Pertama di Asia Tenggara
“Ketiga elemen ini adalah kunci untuk memastikan kolektif, berkelanjutan dan pertumbuhan inklusif untuk semua negara. Untuk itu, kami merumuskan tiga terobosan yaitu inovasi untuk pertumbuhan pasca krisis yang adil, penyertaan UMKM dan kelompok rentan untuk pembangunan berkelanjutan, dan kolaborasi negara maju dan berkembang untuk pertumbuhan yang tangguh dan berkelanjutan,” jelasnya.
B20 Communique
Isi communique terdiri atas tiga bagian penting. Pertama, berisi key messages berupa ringkasan isu prioritas yang diangkat dan dikembangkan oleh enam Task Forces dan satu Action Council, yakni inovasi, inklusivitas, dan kolaboratif.
Bagian kedua Communique berisi rekomendasi kebijakan dan tindak lanjut kebijakan yang dikembangkan oleh Task Force dan Action Council B20 Indonesia yakni Digitalization; Integrity & Compliance; Future of Work & Education; Trade & Investment; Energy, Sustainability and Climate; Women in Business Action Council dan Finance and Infrastructure.
Baca Juga: [FULL] Pidato Jokowi di B20 Summit Indonesia, Paparkan Strategi Pemulihan Ekonomi RI
Bagian terakhir berisi pernyataan dari the International Advocacy Caucus (IAC), kelompok yang terdiri dari puluhan CEO perusahaan global terkemuka dan pemimpin federasi bisnis dari negara-negara G20 yang menjadi pengarah Presidensi B20 sekaligus merepresentasikan legacy program B20 Indonesia untuk dunia.
Baik Arsjad maupun Shinta dalam acara penutupan B20 Summit mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses maraton Presidensi B20 sepanjang tahun 2022.
Indonesia akan terus memberikan dukungan bagi India yang akan menjadi pemegang Presidensi B20-G20 untuk dapat menjalankan legacy program B20 Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.