Kompas TV advertorial

Dampak dan Penanganan Gas Air Mata dari Sudut Pandang Para Pakar

Kompas.tv - 13 Oktober 2022, 10:48 WIB
dampak-dan-penanganan-gas-air-mata-dari-sudut-pandang-para-pakar
Sapa Indonesia Pagi (12/10) menghadirkan Dokter Spesialis Paru RS Persahabatan Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K) (tengah) dan Toksikolog Forensik Farmasi FMIPA Udayana Prof. apt. Dr.rer.nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si (kiri). (Sumber: Dok. Tangkapan layar YouTube Kompas TV)
Penulis : Adv Team

KOMPAS.TV – Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan menimbulkan banyak duka dan trauma mendalam bagi korban serta orang-orang terdekat. Di sisi lain, polisi membantah jika penyebab meninggalnya korban tragedi Kanjuruhan akibat tembakan gas air mata.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, kepolisian sudah menganalisis gas air mata yang digunakan saat kejadian di Stadion Kanjuruhan. Polri menyebut, gas air mata dalam skala tinggi, termasuk yang digunakan polisi di Stadion Kanjuruhan, tidak mematikan.

Hal ini diungkap Polri berdasarkan keterangan Ahli Kimia dan Persenjataan dari UI dan Universitas Pertahanan. Kadiv humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut dari penjelasan para ahli dan dokter, efek gas air mata memicu iritasi mata kulit dan pernapasan tetapi bukan kematian.

Sapa Indonesia Pagi edisi 12 Oktober 2022 yang dipandu Timothy Marbun menghadirkan dua narasumber untuk berdiskusi terkait dampak dan penanganan gas air mata.

Dokter Spesialis Paru RS Persahabatan Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K) dan Toksikolog Forensik Farmasi FMIPA Udayana Prof. apt. Dr.rer.nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si bergabung sebagai narasumber pada diskusi ini.

Baca Juga: Saling Tuding Soal Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan,Hermawan: Gas Air Mata Bukan untuk Ruang Tertutup

Prof. Gelgel memaparkan, berdasarkan hasil yang diperoleh dari Pusat Laboratorium Forensik Polri, gas air mata yang digunakan di Kanjuruhan berjenis CS (Chlorobenzalmalononitrile). Jenis tersebut dikenal paling kuat memberikan efek iritasi pada mata dibandingkan jenis lainnya.

Namun, gas air mata jenis CS efek toksisitas mematikannya sangat rendah. Bahkan, belum ada laporan terkait pemanfaatkan gas air mata CS yang mengakibatkan kematian.

Kandungan CS pada gas air mata bila diledakkan akan menjadi aerosol atau gas yang cepat terdistribusi di udara. Karena itu, ketika orang-orang terpapar gas air mata, paling awal yang terkena adalah bagian mata yang terasa perih atau iritasi.

Setelah merasakan perih di mata, tentunya orang-orang akan menghindar dari ruangan tersebut. Itulah efek yang diinginkan dari penggunaan gas air mata.

Saraf sensorik perasa manusia memang cenderung lebih peka pada mata sehingga lebih cepat merasakan efek gas air mata. Selain itu, gas air mata juga mengiritasi kulit yang merupakan mukosa terluar.

Jika digambarkan, perih yang dirasakan mirip saat terkena capsaicin, zat aktif pada cabai yang menimbulkan rasa panas dan pedas. Karena itu, tak jarang saat terpapar gas air mata secara refleks mata akan berair seperti menangis.

Efek lain yang ditimbulkan adalah rasa nyeri pada saluran pernapasan terutama alveolus akibat paparan gas air mata. Dokter Agus sebagai Spesialis Paru menjelaskan, kandungan dalam gas air mata bersifat iritan, yaitu menyebabkan iritasi pada seluruh mukosa dan saluran pernapasan dari hidung, tenggorokan, sampai ke paru-paru.

Baca Juga: Trending Saat Tragedi Kanjuruhan, Ini Serba-serbi Gas Air Mata: Senjata Kimia & Gangguan Kesehatan

Bila gas air mata terhirup, akan terjadi suatu proses iritan pada epitel di saluran pernapasan. Iritan tersebut akan merangsang beberapa proses mulai dari pembengkakan saluran napas, hipersekresi atau pengeluaran mukus di hidung, dan sebagainya.

Keluhan lain yang timbul yaitu rasa panas di hidung serta rasa tercekik di tenggorokan. Oleh sebab itu, terjadilah batuk-batuk sebagai suatu respon dari tubuh. Jika berlanjut ke saluran pernapasan bawah bisa menyebabkan terjadinya proses inflamasi atau peradangan bahkan penyempitan.

Lebih parah, penyempitan saluran pernapasan tersebut dapat berakibat sesak napas hingga rasa nyeri di dada. Hal ini disebabkan kandungan dalam gas air mata telah sampai ke arah alveoli atau tempat pertukaran oksigen.

Sebagian besar kasus yang dilaporkan dampak gas air mata lebih besar terjadi pada sistem pernapasan karena menghirup dengan konsentrasi tinggi di ruang tertutup.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x