Dr. Cindy dan tim dari UI memberikan pembekalan kepada dosen dan taruna/i di AKKP Wakatobi selama dua hari.
Pada hari pertama, peserta belajar mengolah sampah organik dari sumber menggunakan komposter dan teknologi Anaerobic Digester (AD). Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos dengan komposter.
Sementara itu, teknologi AD mengolah sampah organik menjadi pupuk cair dan biogas sebagai energi bersih pengganti LPG. Kegiatan ini menghasilkan sepuluh unit komposter dan pemasangan satu unit AD.
Pada hari kedua, peserta mengikuti pelatihan pembuatan ecobrick sebagai alternatif pengolahan sampah plastik. Ecobrick merupakan botol sampah plastik berisi potongan sampah plastik yang dipadatkan.
Para peserta berhasil membuat dua puluh ecobrick yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai, seperti menjadi dekorasi ruangan.
Learning Session: Kegiatan pembelajaran “Sampahku, Tanggung Jawabku” bersama siswa/i SMP Wakatobi
Learning Session merupakan acara puncak dari seluruh rangkaian kegiatan Samtaku di Wakatobi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan edukasi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Program Samtaku diperkenalkan sebagai solusi bagi permasalahan sampah di Wakatobi dan daerah lainnya di Indonesia.
Learning session dibuka oleh Sekretaris Daerah Wakatobi dihadiri oleh Kepala Dinas OPD, Direktur AKKP, dan Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah 1 Balai Taman Nasional Wakatobi.
Baca Juga: Inisiatif Keberlanjutan Danone-Aqua Raih Dua Kategori BISRA 2022
Kepala sekolah dan guru pendamping dari SMP 3 Wangi-Wangi Selatan, SMP-TQ Muadz bin Jabal, SMP 5 Wangi-Wangi, SMP 1 Wangi-Wangi Selatan, dan SMP 1 Wangi-Wangi juga dihadirkan. Peserta kegiatan ini adalah 125 siswa/i SMP dari lima sekolah berbeda.
Para trainers yang telah mengikuti ToT memandu para siswa/i SMP mengikuti enam permainan mengenai pengelolaan sampah yang bertanggung jawab sesuai buku “Sampahku, Tanggung Jawabku”.
Seluruhan permainan ini merupakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan interaktif dan edukatif yang diharapkan mampu menanamkan budaya tanggung jawab terhadap sampah masing-masing.
Berakhirnya acara Learning Session menjadi langkah awal dimulainya program Samtaku di Wakatobi. Melalui peran vital fasilitator lokal, program ini diharapkan dapat terus berjalan dan berkembang.
Tidak hanya di antara para siswa/i SMP dan jenjang pendidikan lainnya, program ini juga bertujuan mengedukasi elemen masyarakat lain di seluruh daerah Wakatobi dan sekitarnya.
Program Samtaku diharapkan sukses berjalan dan mampu mengatasi permasalahan sampah di Wakatobi sehingga bisa menjadi percontohan bagi pulau-pulau, kabupaten dan kota lainnya.
Melalui program Samtaku, masyarakat diharapkan mulai mengenal perilaku bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah dengan memprioritaskan pengurangan sampah pada sumbernya.
Baca Juga: Danone-AQUA dan Nazava Salurkan Fasilitas Air Minum Bagi Warga Huntara Lebakgedong Banten
Setelah program Samtaku sukses dilaksanakan di Wakatobi, Danone Indonesia mengadakan webinar bertema “Sampahku, Tanggung Jawabku” di Pulau Jawa. Program Samtaku ini diikuti guru dari 68 SMP dan SMA di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Webinar ini adalah bagian dari rangkaian program integrasi Adiwiyata-Samtaku yang merupakan kerja sama Danone Indonesia dan Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.