JAKARTA, KOMPAS TV – Ancaman deforestasi tengah dihadapi oleh hutan-hutan di Indonesia. Padahal Indonesia merupakan negara dengan hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia.
Data Direktorat Jendral Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) KLHK memaparkan laju deforestasi hutan di Indonesia pada periode 2018-2019 telah mencapai 465,5 ribu Ha.
Deforestasi menyebabkan penurunan tutupan lahan sekaligus daya dukung beberapa daerah aliran sungai (DAS). Kondisi ini berpotensi meningkatkan fenomena bencana alam di wilayah sekitarnya.
Selain itu, deforestasi juga menjadi salah satu penyebab utama penurunan keanekaragaman hayati di berbagai wilayah. Tidak hanya tentang jumlah atau persentase spesies, tetapi juga meliputi keunikan antar spesies, serta ekosistemnya.
Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) juga tengah mengalami ancaman degradasi akibat dari pembalakan liar, penambangan emas ilegal dan alih fungsi lahan untuk pertanian.
Di dalam kawasan taman nasional dengan luas 113.357 hektar ini, terdapat areal tak berhutan seluas 10.300 hektar.
TNGHS diketahui sebagai taman nasional dengan ekosistem hutan hujan tropis terbesar di Pulau Jawa. Kawasan konservasi ini juga merupakan rumah bagi 244 spesies burung atau setara dengan 50 persen dari jumlah jenis burung yang hidup di Jawa dan Bali.
Di sisi lain, kawasan ini juga merupakan daerah tangkapan air dan menjadi hulu bagi sungai-sungai besar seperti sungai Cisadane dan Cimandiri.
Sebagai komitmen untuk mendukung upaya perlindungan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Danone Aqua bersama Balai TNGHS melakukan penandatanganan surat perjanjian kerja sama di Pusat Suaka Alam Elang Jawa di Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.
Baca juga: Lebih Dekat dengan Connie Ang, CEO Danone Indonesia: Menggunakan Bisnis untuk Menyebarkan Kebaikan
Tujuan perjanjian ini ialah memperkuat fungsi kawasan taman nasional melalui kegiatan pengamanan kawasan hutan serta pelestarian flora dan fauna dengan melibatkan masyarakat.
Perjanjian ini juga bertujuan dalam menjaga kawasan TNGHS, flora dan fauna, serta wilayah sekitarnya dari bencana alam dan perambahan hutan.
Sejalan dengan kondisi tersebut, Kepala Balai TNGHS, Ahmad Munawir mengatakan hutan memiliki jasa lingkungan beragam, salah satunya adalah menjaga air.
“Misalnya, Hutan Gunung Halimun Salak yang menjadi hulu dari 115 sungai dari 5 DAS dan menjadi penopang utama supply air untuk masyarakat di Pulau Jawa bagian barat termasuk kota-kota besar seperti Bogor, Sukabumi, Lebak, Tangerang, dan Jakarta," kata Kepala Balai TNGHS.
Ahmad Munawir mengatakan upaya perlindungan kawasan taman nasional, termasuk keanekaragaman hayati di dalamnya, harus dilakukan dengan pendekatan pentahelix dengan kolaborasi swasta, media, LSM, masyarakat, dan pemerintah.
“Untuk itu, kami mengapresiasi kolaborasi lintas sektor yang terjalin hari ini Danone Aqua. Kedepannya diharapkan inisiatif ini dapat memperbaiki kondisi ekosistem dan lahan TNGHS sekaligus menjaga keberlanjutan air bagi kita semua,” tambah Ahmad.
Program kerja sama antara Danone Aqua dan Balai TNGHS
Program kerja sama antara Danone Aqua dan Balai TNGHS meliputi program perlindungan kawasan hutan dan mitigasi bencana di lahan seluas 69 hektar.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah inventarisasi dan pembuatan peta kerawanan hutan, pencegahan gangguan, identifikasi tanda batas dan pemetaan sumber risiko bencana, monitoring dan implementasi mitigasi bencana, serta penanaman pohon.
Selain itu, monitoring satwa kunci dengan identifikasi dan pembinaan habitat dan populasi serta penyelamatan jenis satwa kunci termasuk elang jawa, macan tutul jawa dan owa jawa juga akan dilakukan.
Seluruh kegiatan melibatkan komunitas dan masyarakat yang tinggal di area hulu DAS Citatih untuk memberdayakan masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan program tersebut.
Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, “Danone Aqua terus berkomitmen untuk secara aktif mendukung pemerintah dalam upaya menjaga keberlanjutan hutan serta keanekaragaman hayatinya”.
Menurut Karyanto, upaya ini tanpa disadari akan sangat berdampak terhadap keberlanjutan sumber daya air untuk kehidupan semua pihak.
“Sejalan dengan visi global perusahaan One Planet One Health, Danone akan terus memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan menjalankan operasional perusahan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Karyanto.
“Hal tersebut merupakan manifestasi dari peran perusahaan sebagai force for good, atau kekuatan untuk melakukan kebaikan bagi lingkungan serta masyarakat dimanapun berada,” ujarnya.
Selama ini, Danone Aqua berambisi menjadi perusahaan yang memberikan dampak positif atas air yang digunakan (Positive Water Impact).
Usaha yang telah dilakukan antara lain mengembalikan air alam dan komunitas lebih banyak dari yang diproduksi serta telah menjadi pelopor dalam melakukan berbagai inisiatif konservasi.
Sebagai contoh, pelestarian sumber daya air dan keanekaragam hayati di berbagai wilayah operasionalnya.
Hingga saat ini Danone Aqua tercatat telah menanam lebih dari 2,5 juta pohon, membangun lebih dari 1.900 sumur resapan, dan membangun lebih dari 81.000 biopori.
Danone Aqua juga telah membangun fasilitas panen hujan, serta mengembangkan 16 Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati), baik di dalam area pabrik maupun di luar area pabrik melalui kerja sama dengan berbagai pihak.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.