JAKARTA, KOMPAS.TV - Sarana Jaya adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan mengacu pada Peraturan Daerah yang ada di Perumda Pembangunan, ruang lingkup Sarana Jaya meliputi membantu program kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di dalam penyediaan perumahan hingga bangunan umum.
“Banyak yang sudah kita kerjakan, seperti perumahan dan penugasan-penugasan lain yang diberikan oleh Pemprov DKI Jakarta,” jelas Agus Himawan, Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya.
Sarana Jaya memiliki berbagai proyek yang diunggulkan. Mulai dari pembangunan yang bersifat komersial, bangunan umum, penyediaan perumahan, hingga program penugasan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Untuk mal, kita memiliki Atrium Senen, Cibubur junction, Mall Ikan Higienis dan Mall Pondok Kelapa Town Square. Sementara apartemen sudah banyak yang kita develop, antara lain Kemari Menteng, Palm Court, Menara Swasana di Nuansa Pondok Kelapa dan sebagainya,” lanjut Agus.
Untuk membantu orang-orang yang belum memiliki rumah, Sarana Jaya menjalankan proyek pembangunan perumahan DP 0 Rupiah di Pondok Kelapa dan Cilangkap, Jakarta Timur.
“Karena prioritas, kita berikan ini ada persyaratan administrasi, yaitu harus warga Jakarta, KTP DKI Jakarta, belum memiliki rumah, dan sebagainya,” tutur Agus.
Menurut Agus, persyaratan utama ini harus diberikan dalam rangka untuk memberikan prioritas kepada orang-orang yang belum memiliki rumah.
Untuk mengikuti program ini, masyarakat bisa langsung datang ke lokasi proyek dan mengunjungi kantor marketing di sana. Namun, Sarana Jaya juga menyediakan aplikasi Samawa agar memudahkan masyarakat untuk mengakses program DP 0 Rupiah ini.
Baca Juga: Audit Panjang Sejak Juni 2021, Perumda Pembangunan Sarana Jaya Raih Sertifikat SNI ISO 37001!
Sementara untuk penugasan sekarang ini, Sarana Jaya sedang dalam proses pelaksanaan pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) yang akan dibangun di Jakarta Timur dan Selatan.
Menurut Agus, pembangunan FPSA memang sudah harus dilakukan di Jakarta sebab Jakarta sudah dalam kondisi darurat sampah.
“Kita selama ini tempat pembuangan di Bantar Gebang. Pemprov menugaskan kepada kami untuk membangun di dua lokasi,” tambah Agus.
Kapasitas masing-masing FPSA dikisarkan 1500-2000 ton per hari dengan teknologi terkini yang ramah lingkungan. Dengan ini, FPSA diharapkan dapat berkontribusi dalam menangani masalah sampah yang selama ini dihadapi Jakarta.
Walaupun memiliki berbagai macam proyek, Sarana Jaya rupanya juga terdampak oleh pandemi Covid-19.
“Tapi bagaimanapun juga, kita harus berdamai dengan pandemi ini. Kita belum tahu kapan ini akan berakhir,” tegas Agus.
Selama pandemi ini, Sarana Jaya menjalani tugas dengan mengacu pada ketentuan pemerintah serta menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.
Bukan hanya itu, Sarana Jaya juga membantu pemerintah dengan mendirikan 5 sentra vaksin dan memvaksin kurang lebih 37.000 orang, hingga memberikan bantuan tempat hotel untuk isoman.
Dalam rangka peringatan 40 tahun ini, Sarana Jaya sudah melakukan berbagai perbaikan seperti dalam aspek manajemen. Sejak di penghujung tahun 2021, Sarana Jaya menerapkan sistem manajemen mutu. Kemudian di awal 2022, Sarana Jaya memberlakukan sistem manajemen anti penyuapan.
Menurut Agus, hal Ini memang kewajiban. Program SMAP ini harus diterapkan dan diberlakukan agar insan-insan di Sarana Jaya dapat melakukan proses bisnis serta kegiatan yang mengacu pada hal-hal yg tidak menyimpang hukum.
Asas good corporate governance (GCG) harus dikedepankan dalam rangka perbaikan Sarana Jaya secara menyeluruh.
“Saya sebagai direktur utama tentunya berharap bahwa 5 tahun ke depan, Sarana Jaya akan lebih baik, lebih besar, dan lebih jaya tentunya,” tutup Agus.
(nay)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.