Kompas TV advertorial

Pemerintah Mengimbau Masyarakat Jadi Wisatawan Bertanggung Jawab saat Nataru

Kompas.tv - 17 Desember 2021, 22:38 WIB
pemerintah-mengimbau-masyarakat-jadi-wisatawan-bertanggung-jawab-saat-nataru
Dalam dialog bertema Sambut Tahun Baru dengan Liburan Gaya Baru dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) KPCPEN, Kamis (16/12/2021). (Sumber: Dok. KPCPEN)
Penulis : Elva Rini

Aturan yang ada, seperti pembatasan kapasitas, larangan pesta dan arak-arakan tahun baru, kata Sonny, adalah untuk mencegah terjadinya kerumunan.

Kemudian, skrining PeduliLindungi di mana hanya kategori hijau yang boleh masuk, serta persyaratan perjalanan, ujarnya, adalah untuk membatasi masyarakat dalam hal bermobilitas.

“Mohon masyarakat memahami, semua aturan diberlakukan untuk melindungi msyarakat agar tidak terjadi lonjakan kasus. Apalagi Omicron sudah ditemukan di Indonesia,” papar Sonny.

Baca Juga: Masuk Tahap Perluasan, Program BSU Ditargetkan Jangkau 1,7 Juta Penerima pada Akhir Tahun

Terkait varian baru tersebut, ia menjelaskan bahwa seperti virus SARS-CoV-2 lainnya, penanggulangannya sama. Yakni percepatan vaksinasi, karena terbukti efektif mengurangi angka kesakitan dan kematian. Kemudian, kepatuhan prokes, mendorong upaya deteksi, dan membatasi mobilitas.

Menyoroti penurunan kepatuhan prokes pada November dan awal Desember, Sonny mengingatkan, “Kalau kepatuhan prokes turun, mobilitas naik, ada varian baru yang lebih menular, maka kita akan punya potensi atau risiko lonjakan kasus.”

Kesempatan tersebut, Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin menyampaikan bahwa Bogor sebagai salah satu destinasi wisata favorit warga wilayah sekitarnya, memastikan menerapkan upaya mitigasi agar pandemi tetap terkendali. Di antaranya melalui aturan pengetatan sejalan dengan pemberlakukan aturan sesuati PPKM Level 2 di wilayahnya, juga penggunaan PeduliLindungi dan pembentukan satgas untuk mempermudah pengawasan.

“Prediksi (wilayah Bogor) akan ramai pada akhir minggu ini, juga jelang Nataru 24 Desember hingga 2 atau 3 Januari,” kata Ade.

Berdampingan dengan upaya koordinasi bersama pemerintah pusat, ujarnya, masyarakat diimbau untuk menahan diri dan memastikan mengetahui informasi yang diperlukan sebelum bepergian.

“Kesehatan yang kita utamakan, tetap jaga prokes dan hormati aturan-aturan yang berlaku,” ujarnya. Waktu yang sama, Ratih C Sari sebagai Tenaga Medis sekaligus Pelaku Perjalanan Wisata juga menegaskan pentingnya memilih destinasi wisata, waktu bepergian, juga kegiatan yang dilakukan, guna memastikan liburan berlangsung aman.

Kali ini, Ratih menyarankan masyarakat memilih berwisata dalam negeri, khususnya wisata alam, karena wisata ke luar negeri lebih berisiko.

“Masyarakat harus betul-betul bijak dan memahami kita masih dalam pandemi, jadi prokes tidak boleh ditinggalkan sama sekali,” tegas Ratih.

Pada saat bepergian dengan anak-anak, kata Ratih, orang tua harus memastikan anak-anak patuh prokes, mengingat kebutuhan jaga prokes pada anak berbeda dengan orang dewasa.

“Kepatuhan prokes anak kecil adalah kepatuhan orang tuanya. Jadi orang tua yang harus selalu mengingatkan,” tuturnya. Hal ini, juga dikarenakan anak-anak dapat menjadi super spreader sehingga peran orang dewasa untuk turut menjaga menjadi sangat penting.

“Berlibur memang penting. Tapi kalau hanya karena itu, lalu kita tidak bisa bertanggung jawab dan jadi meningkatkan kasus, maka itu tidak sebanding,” tandasnya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x