JAKARTA, KOMPAS.TV – Meskipun sederhana, cuci tangan pakai sabun (CTPS) tetap menjadi salah satu pertahanan terbaik kita melawan virus Covid-19, bersama dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) lain, seperti menjaga jarak fisik, menghindari keramaian, dan memakai masker.
Jauh sebelum pandemi, kebiasaan cuci tangan telah berhasil menyelamatkan nyawa banyak manusia. Usai 100 tahun lebih pasca-flu Spanyol 1918 berlalu, kebiasaan mencuci tangan kembali menjadi perhatian dan semakin digencarkan.
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dinilai sebagai salah satu cara agar terhindar dari virus Corona. Selain Covid-19, CTPS juga terbukti dapat menurunkan risiko penyakit diare hingga 30 persen dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) hingga 20 persen.
“Kebiasaan-kebiasaan sehat yang kita lakukan saat ini menjadi salah satu yang membantu kita untuk mencegah penularan virus dan banyak penyakit-penyakit lainnya teratasi,” kata dr. Reisa Broto Asmoro.
Reisa juga mengapresiasi perubahan perilaku menuju kebiasaan sehat. Menurut survei BPS (2018) mengenai kebiasaan mencuci tangan Indonesia, hanya 50 persen dari populasi yang mencuci tangan dengan rutin dan baik.
“Sejak pandemi dilakukan survei lagi, yaitu pada pertengahan 2021, naik menjadi 75 persen,” lanjutnya.
Artinya, banyak masyarakat yang telah menyadari pentingnya kebiasaan cuci tangan pakai sabun untuk mencegah virus Covid-19 dan berbagai penyakit lainnya.
Direktur Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang pun menilai langkah tersebut adalah cara paling murah dan paling efektif untuk mencegah penularan Covid-19, diare, dan ISPA.
Apalagi, diare dan ISPA merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia.
Baca Juga: Lewat Gerakan "Keluarga Sehat Indonesia Kuat", Dettol Ajak Masyarakat Lakukan 3 Kebiasaan Sehat
Meski demikian, aksi kecil dan dirasa sederhana bagi kebanyakan orang ini ternyata masih belum bisa dilakukan semua orang. Pasalnya, belum semua rumah di Indonesia memiliki fasilitas cuci tangan.
Data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, satu dari empat orang di Indonesia tidak memiliki fasilitas cuci tangan di rumah mereka sendiri.
Jumlah ini berkisar 25 persen dari populasi atau sebanyak 64 juta orang Indonesia tidak memiliki akses cuci tangan.
Untuk itu, ketersediaan fasilitas cuci tangan terus didorong pemerintah untuk bersiap menjalani hidup baru berdampingan dengan Covid-19.
Salah satunya, dengan mewajibkan ketersediaan sarana cuci tangan, sanitasi air, dan kebersihan sebagai syarat bagi sekolah untuk dibuka kembali dan melakukan kegiatan pertemuan tatap muka (PTM).
Membangun kebiasaan sehat
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, dr. Daeng Faqih turut menekankan pentingnya fasilitas mencuci tangan dan lingkungan yang bersih sebagai langkah penting pencegahan virus.
Menurutnya, hal ini termasuk ke dalam 4 poin esensial dalam ilmu dasar, yaitu Kesehatan Masyarakat.
“Menurut Ilmu Kesehatan Masyarakat, ada 4 hal yang mempengaruhi orang itu sehat atau sakit, antara lain perilaku, lingkungan, imunitas, dan layanan kesehatan. Dari empat hal ini, nomor satu adalah perilaku yang berkaitan dengan menjaga kebersihan,” papar dr. Daeng.
“Jadi perilaku bersih dulu, yang kedua lingkungan sehat. Kalau sudah dilakukan, lebih dari 60 persen kesehatan kita terjaga. Ini yang harus disadari masyarakat,” lanjutnya.
Mendukung upaya tersebut, PT Reckitt Indonesia mengajak masyarakat untuk menjadi duta kebiasaan sehat Dettol.
Kebiasaan sehat itu, antara lain mencuci tangan pakai sabun, mandi, dan menyemprotkan disinfektan (3M).
Berpartner dengan IDI, Kompas Gramedia, Grab, dan Alfa, sosialisasi tiga kebiasaan sehat terus digaungkan sebagai langkah mudah dan murah mencegah penyakit.
Baca Juga: Dukung Percepatan Herd Immunity, Reckitt Indonesia Gelar Sentra Vaksinasi Dosis 2
Dettol juga melakukan kolaborasi dengan influencer dengan menggandeng Reisa Broto Asmoro dan Dian Sastrowardoyo dalam menyebarkan awareness pentingnya tiga kebiasaan sehat sehari-hari.
“Harapannya semakin banyak orang tau, mempraktikkan, dan membangun kebiasaan sehat,” ujar HR Director Reckitt Indonesia, Gita Djambek.
Sebelumnya, selain mensosialisasikan kebiasaan sehat, Dettol juga telah membangun Sentra Vaksinasi di 3 kota, yakni Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta.
“Kalau kita ingin memutus mata rantai penularan, membuat Indonesia sehat, dan berkontribusi untuk Indonesia kuat, kita sama-sama bergabung jadi duta sehat Dettol di websitenya, www.keluargasehatindonesiakuat.com, login, dan daftarkan diri. Karena perubahan itu dimulai dari diri sendiri untuk kita semua,” tutup Raisa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.