Untuk mengoptimalkan wilayah kerja geothermal, Pertamina Geothermal Energy yang mengelola 15 wilayah kerja telah memulai inisiatif pemanfaatan green hydrogen yang akan menggunakan listrik dari lapangan geothermal Pertamina dengan total potensi 8.600 kilogram hidrogen per hari.
Dalam captive market Pertamina, gas bumi akan dioptimalkan untuk proyek gasifikasi di Kilang RU IV Cilacap, Kilang Balikpapan, dan pemenuhan gas bumi ke RU Balongan guna efisiensi energi. Selain itu, upaya pengurangan emisi juga dilakukan melalui penggunaan bahan bakar LNG pada kapal milik Pertamina.
Program jaringan gas rumah tangga juga terus didorong. Pertamina melalui PT Perusahaan Gas Negara Tbk sebagai Subholding Gas telah mengelola jargas sebanyak lebih dari 530 ribu Sambungan Rumah (SR) dan ditargetkan dapat terus bertumbuh sesuai target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yaitu 4,7 Juta SR pada tahun 2025, bahkan lebih.
Selain itu, sebagai bentuk dukungan terhadap langkah Pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, Pertamina juga telah menerapkan Circular Carbon Economy di beberapa area dengan melakukan pola 3R; Recycle (Biomassa, Biogas), Reduce (Solar PV, EV, LNG Bunkering), dan Reuse (CO2 untuk EOR dan metanol).
Dorong masyarakat gunakan energi ramah lingkungan
Tak hanya dalam skala besar, Indonesia memiliki potensi daya kecil di desa-desa. Sampah, misalnya, bisa diubah menjadi biogas. Selain itu, masih ada potensi sumber daya lain seperti kelapa sawit dan kotoran hewan yang jika diolah dengan benar, dapat dimanfaatkan menjadi energi.
Pertamina mengajak desa-desa untuk memanfaatkan sumber daya energi terbarukan yang lebih terjangkau dan berkelanjutan melalui program Desa Mandiri Energi, salah satunya di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Melalui program E-mas Bayu (Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin), Pertamina membangun jaringan listrik yang tidak masuk ke jaringan listrik PLN. Selain itu, masih ada program E-mbak Mina atau Energi Mandiri Tambak Ikan.
Program ini bertujuan memenuhi kebutuhan dasar listrik masyarakat daerah pedalaman yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat di Dusun Bodan telah merasakan dampak positif yang dihasilkan program Desa Mandiri Energi. Energi mandiri yang berasal dari tenaga surya dan angin kini sudah mengaliri setidaknya 98 persen dari wilayah desa, termasuk 78 rumah tangga dan fasilitas publik.
Dusun Bondan mampu menjadi kawasan mandiri energi terbarukan yang mampu menghasilkan daya sebesar 12.000 WP.
Tak hanya itu, dengan E-mbak Mina, masyarakat juga bisa menghasilkan 160 kg bandeng, 50 kg udang, 20 kg kepiting per bulan, serta menginisiasi kegiatan ekonomi kreatif, yaitu Ibu Mandiri dan Ibu Mekar Jaya.
Dengan binaan dari Pertamina, peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat bisa dicapai. Selain itu, program Desa Mandiri Energi juga memiliki dampak signifikan terhadap ketahanan pangan lokal, konservasi lingkungan melalui pengolahan limbah organik, serta pemanfaatan energi terbarukan.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, dukungan terhadap program-program pengembangan energi baru dan terbarukan akan terus dilakukan.
Pasalnya, program ini telah terbukti berkontribusi besar dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-7 dan 8 tentang energi bersih dan terjangkau, serta mendorong pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
“Pengembangan energi terbarukan merupakan komitmen Pertamina mendukung Pemerintah untuk meningkatkan bauran energi dan mempersiapkan transisi energi di masa depan, sebagai aksi meminimalkan perubahan iklim sebagai bagian dari implementasi ESG (Environment, Social, dan Governance) yang mendukung upaya pengembangan bisnis energi yang berkelanjutan,” pungkas Fajriyah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.