Kompas TV advertorial

Senyum Ibu Pertiwi, Mengembalikan Makna Hari Ibu di Indonesia

Kompas.tv - 28 Desember 2020, 18:13 WIB
senyum-ibu-pertiwi-mengembalikan-makna-hari-ibu-di-indonesia
Peringatan Hari Ibu ke-92 bertajuk Senyum Ibu Pertiwi oleh KPPPA dan BPIP yang tayang di YouTube KompasTV. (Sumber: KompasTV)
Penulis : Elva Rini

Jakarta, Kompas.TV – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) berkolobarasi bersama Kompas TV menghadirkan “Senyum Ibu Pertiwi” dalam peringatan Hari Ibu Nasional (22/12/2020).

Acara dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri.

“Perempuan Indonesia harus mendapatkan akses yang semakin baik dalam pendidikan dan kesehatan. Perempuan Indonesia harus mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik bagi kemanusiaan,” tegas Presiden Jokowi.

Presiden berpesan, “angka kematian ibu melahirkan harus terus bisa diturunkan. Ibu-ibu hamil harus mendapat asupan gizi yang cukup agar angka stunting bisa ditekan.”

Baca Juga: Perjuangan Perempuan, Jadi Nilai Utama Peringatan Hari Ibu

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengingatkan, banyak jasa perempuan sebagai tiang keluarga di masa pandemi Covid-19 yang layak mendapat apresiasi tinggi. 

Untuk itu, Presiden meminta para menteri, gubernur, dan pejabat terkait lain untuk terus mengawal pemberdayaan perempuan di segala bidang.

Perempuan masih dipandang sebelah mata

Dalam kesempatan sama, Megawati menegaskan perempuan memiliki perlindungan hukum sama dengan laki-laki. Karena itu, dirinya mengajak perempuan berkontribusi membangun bangsa dan negara dalam parlemen.

“Di dalam konstitusi negara kita, UUD 45 pasal 27 ayat 1 menyebutkan ‘Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya’,” kutip Megawati. 

Sehingga perlu sangat diingat di dalam perkataan tersebut, jelas Megawati, semua warga negara, artinya tidak membeda-bedakan pria atau wanita. 

“Sudah sangat jelas dalam perundang-undangan pada negara yang telah merdeka ini kaum perempuan dan juga anak-anak telah dilindungi,” tegas Presiden RI ke-5.

Baca Juga: Mencerdaskan Perempuan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi dan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati turut hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut.

I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengungkapkan, butuh perjuangan untuk mengembalikan Hari Ibu kepada makna yang sesungguhnya, yakni pergerakan kaum perempuan. 

Dari segi potensi, menurutunya, perempuan Indonesia memiliki peran signifikan dalam pembangunan. “Namun pada praktiknya, perempuan masih sering terhalang oleh perspektif gender yang lama hidup di masyarakat,” ujar Bintang.

“Perjuangan perempuan perlu dilanggengkan pula oleh laki-laki agar tercipta masyarakat yang inklusif. Perempuan dalam pembangunan sudah nyata tetapi masih dipandang sebelah mata. Tentu, perempuan harus didukung oleh kaum laki-laki agar berjalan beriringan,” tambahnya.

Perempuan didorong berani berkiprah bagi bangsa

Baik Bintang maupun Megawati sama-sama menggarisbawahi keterlibatan perempuan dalam parlemen, mengingat kuota minimal 30 persen perempuan dalam parlemen saat ini belum terpenuhi.

Peringatan Hari Ibu dipandang harus jadi momentum agar kesempatan yang telah diperjuangkan tidak hanya menjadi sekadar imbauan, melainkan kebijakan yang dikawal dengan adanya penegakan hukum.

“Tidak ada istilah tidak bisa. Asalkan ada kemauan dan kerja keras pasti ada jalan bagi perempuan. Jangan takut meraih mimpi, perempuan berhak punya mimpi dan mewujudkannya,” sambung Bintang.

Sementara itu, Prof, Yudian Wahyudi menegaskan konstitusi memandang hak dan kesempatan perempuan setara dengan laki-laki.

Perempuan juga dapat unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan intelektual. Namun, perannya sering terbentur oleh tradisi yang menjadikan perempuan sebagai kelompok rentan.

Baca Juga: Senyum Ibu Pertiwi - SPESIAL HARI IBU

Untuk itu, Prof. Yudian mengajak pemerintah, pemuka agama, dan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan tradisi dan tantangan di tengah masyarakat. 

Bersama mereka, lanjut Prof. Yudian, pendekatan-pendekatan harus selalu dilakukan guna terus mendorong perempuan berani berkiprah bagi bangsanya.

“Harapan saya pada Hari Ibu ini akan lahir tokoh-tokoh perempuan di level nasional dan internasional dari berbagai bidang, misalnya seni, musik, akademik, dan masih banyak lagi. Dan, nantinya diharapkan akan hadir lagi presiden perempuan Indonesia,” pungkas Yudian.

“Senyum Ibu Pertiwi” merupakan puncak acara penyelenggaraan webinar ke-4 dari seri “Spesial Hari Ibu” yang diinisiasi oleh BPIP dan Kementerian PPPA. Selain narasumber inti, acara juga dimeriahkan penampilan spesial dari Titi DJ dan Seniman Nusantara.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x