JAKARTA, KOMPAS.TV – Melanjutkan pendidikan ke luar negeri dapat menjadi pilihan bagi mereka yang memang sejak awal sudah merencanakan pendidikan dengan paparan internasional dalam mempersiapkan masa depan.
Ada banyak hal perlu dipertimbangkan dalam memilihi destinasi studi, mulai dari bahasa, budaya, universitas atau program studi pilihan, kondisi geografis, hingga kualitas pembelajaran yang ditawarkan.
Tidak hanya menawarkan alam indah seperti yang kamu bisa saksikan dalam seri film “Lord of The Ring”, New Zealand dapat menjadi pilihan cerdas bagi kamu yang memiliki rencana melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Mengapa? Berikut enam alasan New Zealand dapat menjadi pilihan destinasi studi kamu dalam mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
1. Pastinya, Kualitas Pendidikan Terbaik
Delapan universitas New Zealand berada di posisi top 3 persen dunia. New Zealand menjadi satu-satunya negara di dunia yang semua universitasnya masuk top 500 berdasarkan data dari QS World University Rankings 2018.
Tidak hanya itu, berdasarkan data yang sama, New Zealand memimpin dalam berbagai jurusan. Sebanyak 25 jurusan yang diajarkan di universitas negara ini masuk dalam top 50 dunia.
Dari sisi mahasiswa, sebanyak 92 persen mahasiswa internasional mengungkapkan mereka memilih studi di New Zealand karena reputasi universitas yang sangat kuat. Datanya ini menunjukkan, keunggulan pendidikan New Zealand yang tidak diragukan lagi.
2. Pendidikan Berorientasi Masa Depan
Sistem pendidikan New Zealand menempati posisi pertama di antara negara berbahasa Inggris dan nomor tiga di dunia (dari 50 negara) yang memberikan pendidikan dengan fokus masa depan.
Berdasarkan data The Worldwide Educating for the Future Index 2018, New Zealand mendapat nilai tertinggi dalam lingkungan kebijakan, lingkungan mengajar, dan lingkungan sosio-ekonomi.
Pendidikan di New Zealand mempersiapkan mahasiswanya agar memiliki berbagai kompetensi yang dibutuhkan untuk masa depan, keahlian interdisiplin, kreativitas dan kemampuan analitik, kepemimpinan, penguasaan digital dan teknis, serta kesadaran global.
Hal ini dapat terwujud karena agensi pemerintah sangat mengawasi kualitas institusi pendidikan, dari mulai pra-sekolah sampai universitas.
Sistem pendidikan New Zealand mengikuti model pembelajaran inkuiri (inquiry model of learning) di mana siswa didorong aktif bertanya dan menganalisis informasi serta mendorong mahasiswa mampu mengaplikasikan pengetahuan daripada sekadar menghafal.
Pastinya, hal ini menciptakan lingkungan belajar inovatif dan juga memupuk pemikiran kritis bagi mahasiswa.
3. Pendekatan Pengajaran Inovatif
Lupakan pembelajaran yang monoton dan membosankan, karena pendidikan New Zealand menerapkan pembelajaran model inkuiri, termasuk pembelajaran berdasarkan proyek (project-based learning) di mana siswa bekerja dalam kelompok untuk mengerjakan sebuah tugas.
Proyek-proyek ini membuat siswa belajar di luar kelas, dari mulai belajar di galeri seni, museum, hingga hutan dan lautan. Hal ini dapat membantu siswa melihat sejauh mana studi mereka memiliki implikasi di dunia nyata.
Dengan moto pendidikan “Think New”, New Zealand tidak saja menekankan mahasiswa mempelajari kemampuan akademik, namun juga mendorong dan mendukung pengembangan individu untuk mampu berpikir secara mandiri, kreatif, dan analitik.
Dengan kreativitas dan inovasi yang menjadi jantung dari sistem pendidikannya, New Zealand unggul dalam program pendidikan yang mengombinasikan teknologi dan kreativitas seperti sains, bangunan dan arsitektur, teknik, pembuatan film, animasi dan desain.
4. Lulusan Siap Kerja
Mendapat pengakuan di dunia kerja saat lulus menjadi salah satu faktor dalam memilih universitas di luar negeri.
Berdasarkan data OECD’s Programme for the International Assessment of Adult Competencies (PIAAC), New Zealand menempati posisi ke-7 untuk lulusan dengan performa paling tinggi dari 40 negara, mengungguli lulusan dari banyak universitas elit di Amerika Serikat dan Inggris.
Pendekatan pembelajaran terapan dan paparan terhadap skenario dunia kerja membantu siswa untuk memiliki transisi yang pasti dari dunia belajar ke dunia kerja. Kebanyakan siswa memiliki kualifikasi ‘siap bekerja’ yang sangat menarik bagi perusahaan di masa depan.
Kualifikasi New Zealand diakui secara internasional. Ketika siswa lulus, kualifikasi mereka akan membawa mereka ke mana pun di dunia. Kualifikasi ini merupakan “paspor” mahasiswa untuk sukses dalam meniti karier.
Selain itu, khusus untuk siswa yang menempuh studi tanpa beasiswa akan mendapatkan post-study visa maksimal tiga tahun. Dengan visa post-study ini, siswa bisa mendapatkan pengalaman internasional dan bekerja di New Zealand.
5. Kesejahteraan Siswa
New Zealand adalah negara pertama yang mencetuskan aturan mengenai kepedulian terhadap siswa internasional. New Zealand memiliki The Education (Pastoral Care of International Students) Code of Practice, sebuah aturan yang diperuntukkan bagi institusi pendidikan dan keluarga angkat, guna memastikan para institusi untuk melakukan pemasaran dengan benar.
Tujuan paling pertama dalam New Zealand International Education Strategy 2018 – 2030 adalah memberikan pendidikan yang sangat baik dan pengalaman pada siswa, untuk itulah agensi pemerintah harus memastikan bahwa siswa internasional aman dan dapat diterima.
Selain itu, sejak 2017, Kementrian Pendidikan New Zealand merilis Strategi Kesejahteraan Internasional (International Student Wellbeing Strategy), yang menyoroti empat fokus mahasiswa internasional yakni; (1) kesejahteraan ekonomi, (2) pendidikan, (3) kesehatan dan kesejahteraan, serta (4) inklusi.
6. Komunitas Bersahabat
New Zealand merupakan negara dengan komunitas modern, progresif, toleran, dan inklusif dalam keberagaman warisan budaya Inggris dan Maori dengan 200 etnis dan 160 bahasa.
Tidak hanya keberagaman, New Zealand juga juga menjaga keseimbangan kualitas hidup dan kerja. Di luar kelas, siswa dapat menikmati berbagai aktivitas, dari mulai menikmati pemandangan alam seperti gunung dan danau, sampai kota besar dengan berbagai restoran, musik, galeri seni, dan lainnya.
Ketika studi di New Zealand, siswa bisa mendapatkan kesempatan untuk bekerja paruh waktu selama 20 jam/minggu ketika semester berlangsung atau 40 jam/minggu ketika masa liburan yang tentunya akan menambah pengalaman baru bagi para siswa.
Tidak mengherankan, laporan The World Happines 2019 menempatkan New Zealand sebagai negara ke-8 yang paling bahagia di dunia dari 156 negara dan menjadi negara berbahasa Inggris paling damai di dunia berdasarkan Global Peace Index 2019 dibandingkan dengan 163 negara lainnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.