MERAUKE, KOMPAS.TV - Sagu sep adalah panganan tradisional khas Merauke dengan citarasa yang gurih. Uniknya cara memasaknya dengan alat bakar batu atau barapen.
Memarut kelapa menggunakan kulit kerang atau disebut habawil menjadi langkah awal pembuatan sagu sep ala Merauke.
Selanjutnya adalah menyiapkan bumbu khas seperti bawang merah, bawang putih, jahe lengkuas dan sereh yang kemudian diblender menjadi satu.
Proses pembuatannya adalah mencampurkan tepung sagu dan kelapa hingga menjadi satu, kemudian ditambahkan daging rusa dan bumbu yang telah dihaluskan.
Kalau menginginkan rasa pedas bisa menambahkan cabe sesuai selera.
Pembuatan sagu sep selanjutnya dengan menyiapkan api untuk membakar batu berukuran sebesar kepalan tangan yang disebutnya tradisi bakar batu atau barapen.
Batu yang panas kemudian disusun di sekitar tumpukan alas daun pisang. Adonan sagu sep kemudian ditaruh di atas daun pisang ditutup rapat dengan daun pisang.
Daun pisang yang berisi tumpukan sagu sep dan sayuran kemudian ditindih dengan batu panas serta ditambahkan daun buus atau kulit batang pohon eucaliptus untuk menjaga uap panas tidak hilang.
Pemasakan dengan cara bakar batu atau orang merauke menyebutnya sep ini selama kurang lebih 15 hingga 20 menit.
Secara tradisi, sagu sep terbagi 3 jenis. Berdasarkan jenis isian dalam sagu sep disebut nggalamo kalau isiannya berupa daging rusa atau daging lainnya, SIU kalau isian sagu sep berupa pisang atau buah buahan, serta disebut GELUS kalau isiannya berupa ikan atau makanan laut lainnya.
Makanan ini biasanya dinikmati dengan sayuran pepaya atau kangkung ditambah secangkir teh atau kopi hangat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.