SURABAYA, KOMPAS.TV - Ketika musim penghujan tiba, petugas biasanya melakukan perantingan. Tak sembarang pohon yang diranting.
Hanya pohon dengan ranting besar, rimbun dan menjuntai yang menjadi sasaran potong petugas. Di musim penghujan seperti saat ini, petugas bahkan bisa memangkas hingga 50 pohon per hari.
Hasil perantingan dikumpulkan di tempat pembuangan sampah terdekat untuk diolah menjadi pupuk kompos.
Misalnya, di TPS Jambangan, proses pembuatan pupuk kompos memakan waktu 21 hari hingga siap digunakan. Waktu ini bahkan lebih cepat dari proses pembuatan pupuk kompos biasanya yang bisa memakan waktu hingga 3 bulan.
Baca Juga: Erick Thohir Copot Komisaris Independen Pupuk Indonesia
Rata-rata dalam sehari TPS Jambangan bisa menghasilkan 6 ton pupuk kompos yang bisa digunakan untuk 50 pohon besar.
Di Surabaya, ada 25 rumah kompos dan lebih dari 100 TPS yang tersebar di lima wilayah kota. Seluruhnya memproduksi pupuk kompos setiap hari.
Hasil dari pengolahan pupuk kompos, sebagian digunakan untuk perawatan taman kota. Dalam sebulan, pemerintah kota bisa berhemat anggaran pupuk taman hingga 50 persen.
Tak hanya untuk merawat taman kota, hasil pupuk kompos juga dibagi ke warga Surabaya. Bagi warga yang membutuhkan pupuk kompos, pemerintah tak memungut biaya alias gratis. Mereka cukup menunjukkan KTP sebagai tanda warga Surabaya, maka pemerintah kota akan memberinya secara cuma-cuma.
Pada tahun 2020, Pemerintah Kota Surabaya menganggarkan biaya pengelolaan sampah sebesar Rp30 miliar. Anggaran tersebut termasuk untuk pengembangan rumah kompos dan pusat daur ulang di Kota Surabaya.
#Surabaya #PupukKompos #TriRismaharini
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.