BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Tarian Jaranan Sentherewe dari Tulungagung masih terus dipelihara warga Tulungagung yang tinggal di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sejumlah warga Tulungagung di Banjarmasin membentuk sebuah komunitas seni sebagai wadah pelestarian kebudayaan Jawa, yang bernama Rukun Budoyo.
Diketuai oleh Suharjono, Komunitas Rukun Budoyo rutin mengadakan pentas tari agar kebudayaan asli daerah mereka tidak hilang. Ini juga merupakan komitmen anggota komunitas untuk tidak melupakan asal-usul mereka saat merantau ke Kalimantan.
"Jadi, kita namanya pemuda ingin meneruskan dan memperkenalkan tari dari Tulungagung ini," ujar Suharjono.
Baca Juga: Yuk Coba Liburan ke Desa Wisata Baru di Bali
Tari Jaranan Sentherewe merupakan perpaduan kekompakan gerak penari yang diperkuat dengan pesona busana yang dikenakan. Dengan menggunakan properti kuda-kudaan, Tari Jaranan Sentherewe menggambarkan prajurit berkuda yang tengah berlatih perang. Selain itu, gerakan tari ini juga menggambarkan ketangkasan prajurit dalam berburu binatang.
Istilah Sentherewe sendiri, berasal dari dua nama jenis tumbuhan yang banyak ditemukan di wilayah Tulunganggung yakni talas dan sejenis tumbuhan liar yang akan menimbulkan rasa gatal jika terkena kulit manusia. Penamaan ini merujuk pada gerak tari yang cenderung lincah dan dinamis, sehingga penari diibaratkan orang yang memakan senthe dan terkena daun rawe.
Jaranan Sentherewe juga masih diyakini memiliki aroma mistis. Pertunjukan biasanya selalu diawali dengan mantra-mantra, dan memakai sesaji.
#BudayaIndonesia #TariTradisional #BudayaJawa
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.