JAKARTA, KOMPAS.TV – Tiga kapal tempur milik Indonesia hari ini, Kamis, (9/1/2020), diberangkatkan ke Perairan Natuna Utara untuk berpatroli selama tiga hari, terkait dengan masuknya kapal ikan China. Salah satunya adalah KRI Usman Harun-359 yang ditinjau Presiden Joko Widodo pada Rabu, 8 Januari 2020.
Jurnalis Kompas TV, Dany Saputra mengikuti detik-detik persiapan KRI Usman Harun-359 sebelum diberangkatkan. KRI Usman Harun-359 merupakan kapal perang TNI AL dengan sistem yang mumpuni.
Baca Juga: Negosiasi Bisa Terbuka Jika China Minta Izin Gali Wilayah ZEE Indonesia di Natuna
Dikutip dari laman tnial.mil.id, KRI Usman Harun-359 dilengkapi kesenjataan canggih serta didukung oleh Platform System yang baik, di antaranya Radar Navigasi, Radar Surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta Radar Tracker Senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran Meriam 76 mm Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) dan 30 mm di lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai CIWS (Close in Weapon System), jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut.
Kelengkapan system sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh kamera video yang ada. Sebagai kapal frigate, kapal perang ini juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar.
Propulsion system maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara computerisasi oleh IPMS (Integrated ang cukup Platform Manajemen System) sehingga jika ada kerusakan/failure pada salah satu system kapal akan terdeteksi secara dini.
Secara rinci kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air. Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan-ke- udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.
Kapal perang ini memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dengan berat 2.300 ton. Dengan kemampuan mesin 4 x MAN 20 RK270 Diesel, kapal ini memiliki kecepatan 30 knot. Kapal terbaru yang nantinya masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim ini, dilengkapi dengan Radar dan Avionik Sonar: FMS 21/3 Hull Mounted Sonar buatan Thales, Prancis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.