Puluhan kerbau bersiap di Subak Tegalwani Pangkung Jajung Cibunguran, Desa Kalikah, Kabupaten Jembrana, Bali. Lampit atau alat bajak sawah tradisional Bali terpasang di punggungnya. Kerbau-kerbau bersiap bukan untuk membajak sawah, melainkan mengikuti lomba balap kerbau atau oleh warga disebut makepung lampit.
Balap dilakukan di arena sawah berlumpur sepanjang kurang lebih 150 meter. Sama seperti balap mobil dan sepeda motor, balap kerbau ini juga punya kelas yang ditentukan oleh ukuran kerbau. Namun, yang menjadi pemenang di makepung lampit bukan hanya kerbau yang paling cepat tiba di garis finis. Pemenangnya adalah kerbau yang bisa berlari cepat dan lurus tanpa mengambil haluan peserta lain.
Namun mengendalikan kerbau di arena berlumpur ternyata bukan perkara mudah. Kubangan lumpur membuat kerbau-kerbau kepayahan untuk berlalu cepat. Ada hadiah yang total nilainya mencapai Rp25 juta. Hiburan rakyat sekaligus ajang pelastarian budaya makepung lampit pun begitu menarik minat warga.
Pemerintah Kabupaten Jembrana berencana untuk mengembangkan tradisi makepung lampit. Arena pemanen dan bantuan pendanaan akan dikucurkan agar tradisi ini juga menjadi destinasi wisata. Makepung lampit merupakan tradisi nenek moyang warga Jembrana yang menandai awal masa tanam padi. Setiap joki menunggangi dua ekor kerbau yang sudah dihiasi dan siap menjadi yang pertama sampai di garis finis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.