JAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah uji coba makan bergizi gratis, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong produksi susu ikan untuk mendukung asupan protein masyarakat.
Sejak tahun lalu, KKP bersama Kementerian Koperasi dan UKM telah meluncurkan produk susu ikan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan mengklaim bahwa produksi susu ikan mendorong hilirisasi perikanan di Indonesia.
Wacana susu ikan muncul setelah uji coba makan bergizi gratis digelar di berbagai kota.
Dalam keterangan tertulis yang kami kutip dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistyo menyebutkan bahwa susu ikan bukan susu dalam arti sebenarnya, melainkan susu analog hasil hidrolisat protein ikan (HPI).
HPI merupakan ekstrak protein ikan hasil penelitian tim Litbang KKP tahun 2017 dengan memanfaatkan ikan yang rendah ekonomi.
Susu ikan bukanlah susu seperti susu sapi, melainkan ekstrak dari protein ikan yang dihidrolisis atau diproses secara kimia dengan air, menghasilkan bubuk yang diberi perasa sehingga menyerupai susu.
Menurut Epi Taufik, ahli ilmu dan teknologi susu serta dosen Fakultas Peternakan ITB, kandungan protein susu sapi lebih lengkap dibandingkan susu ikan.
Kandungan lemak susu sapi juga lebih beragam, dengan kandungan 3,25 hingga 4 persen, sementara susu ikan kaya akan omega-3.
Selain itu, kandungan kalsium susu sapi juga lebih tinggi dan mengandung laktosa, yang dapat menyebabkan alergi pada beberapa orang, sedangkan susu ikan tidak mengandung laktosa.
Ketua Harian DPP Gerindra, Dasco Ahmad, membantah bahwa susu ikan akan dijadikan pengganti susu sapi dalam program makan bergizi gratis.
Menurut Dasco, susu ikan hanya merupakan alternatif dan belum ditentukan secara pasti.
Pemerintah menyatakan bahwa uji coba makan bergizi gratis terus dilakukan untuk menyerap aspirasi masyarakat terkait menu, termasuk susu yang disajikan.
#susuikan #sususapi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.