LUWU, KOMPAS.TV - Sukarelawan Tanggap Bencana atau Tagana Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan sejak dibentuk beberapa tahun lalu aktif melakukan penanganan korban bencana, mulai dari evakuasi hingga melayani warga di pengungsian.
Namun di balik kerja sebagai sukarelawan dengan aktivitas tinggi, kesejahteraan para relawan Tagana masih jauh dari harapan.
Hasrul adalah salah satu sukarelawan Tagana jenjang madya di Dinas Sosial Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan yang aktif dalam kegiatan kebencanaan, terutama saat bencana melanda Kabupaten Luwu seperti banjir, longsor dan kebakaran.
Hasrul menjadi relawan Tagana melalui rekrutmen dan diutus lewat Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu.
Selama menjadi relawan Tagana, ia diberi honor sebesar Rp 750.000 perbulan dari anggaran APBD Kabupaten Luwu. Selain itu, ia juga mendapat Honor Tali Asih sebesar Rp 250.000 per bulan.
Pendapatan Hasrul dari honor tersebut tidak termasuk dengan BPJS Kesehatan, namun hanya mendapat BPJS Ketenagakerjaan.
Pendapatannya yang masih minim mengharuskannya memanfaatkan waktu luang dengan mencari tambahan di luar seperti menjadi buruh bangunan.
Selama menjadi relawan Tagana, Hasrul berpikir bahwa membantu bukan sekedar materi, tetapi pikiran dan tenaga bisa diberikan ke masyarakat.
Jumlah personel relawan Tagana di Luwu sebanyak 42 orang, namun dalam perjalanannya sebagian kurang aktif, hingga dalam setahun terakhir jumlah relawan Tagana di Luwu yang aktif sebanyak 30 orang.
Mereka direkrut dari masyarakat dan diberi pendidikan dan latihan dasar, serta menjalani uji kompetensi.
Kisah Hasrul menjadi salah satu cerita dari perjuangan hidup relawan Tagana lainnya di negeri ini.
Hasrul berharap para relawan Tagana, khususnya di Kabupaten Luwu dapat ditingkatkan kesejahteraannya.
Baca Juga: Pohon Tumbang Timpa Mobil Tagana, 1 Penumpang Terluka
#tagana #luwu #relawantagana
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.