JAKARTA, KOMPAS.TV - Pasca tak lagi jadi presiden, Joko Widodo ditarik-tarik sejumlah petinggi dua partai pengusung Prabowo-Gibran, Golkar dan PSI.
Bahkan spekulasinya bila bukan Joko Widodo yang menjadi Ketua Umum Golkar, Gibran yang merupakan putra sulungnya yang akan menempati.
Golkar lewat Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto memberi kode Jokowi nyaman di partai berlogi beringin tersebut.
Airlangga yang kini menjabat sebagai anak buah Presiden Jokowi di kabinet sebagai Menko Perekonomian sudah berkali-kali memberi kode yang sama tentang Jokowi dan Golkar.
Tapi salah satu Wakil Ketua Umum Golkar, Ahmad Doli Kurnia diplomatis menjawab wacana Jokowi duduk di puncak beringin.
Namun soal Jokowi bakal duduk di mana, menurut wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia atau PSI Grace Natalie, sebaiknya di atas semua partai pengusung Prabowo-Gibran.
PSI meminta ada koalisi permanen yang ketuanya Jokowi.
Belum selesai urusan ayahnya, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka juga dispekulasikan jadi Ketua Umum Golkar.
Gibran adalah Wali Kota Solo yang jadi pendamping Capres Prabowo Subianto. Tapi gibran saat ini masih menolak masuk dan memimpin Golkar.
Golkar dan PSI memang jadi dekat dengan Jokowi. Setelah Golkar jadi yang pertama mencalonkan Gibran dan PSI dipimpin Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Jayadi Hanan menilai posisi Jokowi saat ini ditarik-tarik karena kekuasaan Jokowi yang begitu besar hingga saat ini.
Jadi apakah terwujud Jokowi atau Gibran di pucuk beringin? atau justru ada koalisi permanen dengan ketuanya Jokowi? yang pasti saat ini Jokowi adalah Kader PDI Perjuangan.
Di PDI Perjuangan karier politik Jokowi melesat sejak menjadi Wali Kota Solo sampai Presiden RI.
Baca Juga: Turut Prihatin Atas Demokrasi RI, Akademisi Serukan Reformasi Hukum dan Hak Angket DPR
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.