JAKARTA, KOMPAS.TV - Gerilya politik pasca-pemilu sepertinya akan terus dilakukan Presiden Joko Widodo untuk mengamankan sisa masa pemerintahannya yang tinggal delapan bulan lagi.
Gerilya politik Jokowi sepertinya tidak akan berhenti sampai pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, pekan lalu.
Partai Gerindra bahkan mengungkap akan ada partai politik lain yang bergabung dengan koalisi pemerintahan saat ini.
Termasuk untuk mengusung misi keberlanjutan, jika nantinya capres-cawapres Prabowo-Gibran dinyatakan sebagai pemenang pilpres oleh KPU.
Ada spekulasi, jika salah satu parpol pengusung capres-cawapres Anies-Muhaimin akan kembali merapat untuk mendukung pemerintahan Presiden Jokowi pasca-persaingan politik pilpres.
Namun hal ini ditepis Partai Nasdem yang menyatakan koalisi pengusung Anies-Muhaimin masih solid.
Belum lama ini, Presiden Jokowi mengakomodasi kekuatan politik baru di pemerintahan dengan melantik Ketua Umum Partai Demokrat , Agus Harimurti Yudhoyono sebagai menterinya.
Hal ini dinilai PDIP, sebagai ketidakpercayaan diri Jokowi terhadap situasi politik pasca-pemilu di saat romantisme hubungan Jokowi dan PDIP kini terus memudar.
Sementara itu, analis politik menilai gerilya politik Presiden Jokowi mengakomodasi demokrat di pemerintahan sebagai langkah gesit.
Pasalnya, kekuatan politik pendukung Jokowi di parlemen sudah di bawah 50 persen.
Dalam politik tak ada jaminan yang pasti. Hanya saja ada tidaknya yang diakomodasi kini menjadi inidikasi. sikap politik bisa berujung oposisi atau koalisi.
Baca Juga: TKN Prabowo-Gibran Buka Suara soal Libatkan Jokowi di Kabinet
#jokowi #suryapaloh #gerilyapolitik
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.