KOMPAS.TV - Sejumlah guru besar, dosen, mahasiswa dan alumni Universitas Indonesia membacakan Deklarasi Kebangsaan meminta pemilu bebas dari intimidasi dan ketakutan.
Deklarasi itu dibacakan Ketua Dewan Guru Besar UI, Harkristuti Harkrisnowo. Ia menyebut keprihatinan muncul atas hancurnya tatanan hukum dan demokrasi.
Dalam deklarasi disebut agar pemilu berjalan jujur dan adil tanpa intimidasi pihak mana pun.
Mereka juga meminta netralitas dari semua pihak, termasuk ASN dan aparat negara.
Selain itu, Forum Guru Besar dan Dosen Universitas Hasanuddin Makassar juga menyuarakan petisi.
Mereka mengingatkan Presiden Joko Widodo dan semua pejabat negara tetap di koridor demokrasi.
Mereka juga meminta KPU, Bawaslu dan seluruh penyelenggara pemilu, profesional dan tak terpengaruh intervensi pihak mana pun.
Baca Juga: Sri Mulyani Tekankan Transparansi Bansos: Masyarakat Harus Tahu Uangnya dari Mana
Aliansi Sivitas Akademika Universitas Andalas, Sumatera Barat juga menyuarakan keprihatinan dengan gejolak politik saat ini.
Para dosen dan mahasiswa menolak segala bentuk praktik politik dinasti dan pelemahan institusi demokrasi.
Mereka mendesak Presiden Jokowi tidak menggunakan kekuasaan yang berpotensi menimbulkan kecurangan pemilu.
Kritik-kritik di atas dilakukan usai Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan bahwa presiden boleh memihak dan berkampanye.
Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi menyatakan kritik tersebut merupakan hak setiap pihak dalam berdemokrasi. Jokowi pun mempersilahkan setiap orang berbicara dan berpendapat.
Sementara Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani menanggapi kritik yang disampaikan civitas akademika sejumlah kampus terkait pemerintahan Presiden Jokowi.
Puan menyerahkan penilaian kepada publik soal bagaimana seorang kepala negara harus memposisikan dirinya menuju pemilu.
Baca Juga: Anies Nilai Petisi Sivitas Akademika Kampus pada Jokowi Perlu Ditanggapi Serius
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.