Kompas TV video vod

Mengukur Kesiapan Sirekap di Pemilu 2024

Kompas.tv - 10 Januari 2024, 07:22 WIB
Penulis : Pompe Sinulingga

KOMPAS.TV - Indonesia akan menyelenggarakan pemilu terbesar di dunia dengan durasi waktu yang paling pendek.

Karena kegiatan pemungutan suara dibatasi hanya 6 jam pada 14 Februari tahun 2024 mendatang.

Tantangan besar seperti terdapat ratusan kesalahan entry data hasil Pemilu 2019 lalu harus menjadi pelajaran berharga agar kesalahan yang lalu tak terulang kembali di tengah pusaran disinformasi dan disrupsi digital.

Pasalnya problematika tersebut berujung pada perselisihan hasil pemilihan umum.

Komisioner KPU, Idham Holik, mengungkapkan pihaknya sedang merampungkan kebijakan sistem informasi rekapitulasi suara atau si rekap demi penegakan prinsip-prinsip pemilu yang menjadi syarat mutlak di era digital.

Idham menambahkan, sistem ini kedepannya akan menampilkan secara cepat dan akurat kepada publik.

Dan sebagai bentuk transparansi hasil pemilu oleh KPU dalam rangka pemenuhan informasi publik.

Sementara itu, Anggota Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini menyambut baik upaya KPU dan mengingatkan kembali fungsi si rekap sebagai alat bantu yang dapat memonitoring, validasi aritmatika dan contingency plan yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengawal pemilu 2024.

Di lain pihak Pengamat Strategy Digital Achmad Sugiarto, menilai ada beberapa point penting yang harus diperhatikan KPU dalam pengaplikasian si rekap ditengah disrupsi digital.

Achmad menambahkan KPU dapat menerapkan artificial intelligence mengingat kebijak si rekap ini hybrid, karena masih memasukan data manual yang diinput manusia untuk mempermudah penginputan perolehan suara dan tetap memperhatikan perlindungan siber.

KPU menanggapi komentar Achmad dengan memastikan si rekap dapat beroperasi dengan baik di pemilu 2024 mendatang.

Selain itu, Anggota Dewan Pembina Perludem menilai kebijakan si rekap kedepannya dapat menyempurnakan penyelenggaraan pemilu di Indonesia, dan akan lebih unggul dari kesadaran masyarakat yang kerap jadi eliminator kecurangan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tak Hadiri Hut ke-51 PDIP, Istana: Ada Kunjungan Kerja ke Tiga Negara ASEAN



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x