JAKARTA, KOMPAS.TV - Pembangkit listrik tenaga surya, akhir-akhir ini jadi perhatian menyusul polusi udara parah di Jabodetabek.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, transportasi menyumbang 44 persen polusi udara dan PLTU berkontribusi 34 persen.
Namun, sebagian warga Jakarta ternyata ada yang sejak lama menggunakan panel surya.
Selain isu lingkungan, penggunaan panel surya lebih ekonomis jika dibanding listrik PLN.
Sore ini, kualitas udara Jakarta menunjukkan tidak sehat bagi kelompok sensitif yaitu dengan indeks di skor 132.
Sumber polutan utama adalah partikel 2,5 berkonsentrasi 48 mikrogram per meter kubik. Angka ini 9,6 kali jika dibandingkan nilai panduan WHO.
Data per Sabtu (9/09) jam 5 sore, kualitas udara Jakarta terburuk ke empat di dunia. Peringkat pertama Amsterdam Belanda dengan skor 155.
Disusul Lahore, Pakistan dengan skor 153, dan Brusel Belgia 152.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menekan polusi udara di Jabodetabek.
Mulai dari WFH ASN Jakarta, mematikan empat unit PLTU Suralaya, pengawasan dan penindakan industri penyebab polusi hingga memasang water mist generator di gedung bertingkat.
Baca Juga: Tekan Polusi, Pemkot Jaksel Semprot Water Mist dari Atas Gedung
#polusijakarta #tenagasurya #udarajakarta
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.