MERAUKE, KOMPAS.TV - Gema Manggaimo bersama saudaranya merupakan salah satu dari sejumlah perajin aksesoris adat yang ada di Merauke, Papua Selatan.
Setiap hari, di bawah pohon kelapa beralaskan terpal, Gema bersama saudaranya mencicil sedikit demi sedikit bahan baku menjadi sebuah aksesoris adat untuk dijual.
Kerajinan yang dikerjakan Gema merupakan kerajinan khas suku yang berada di Kabupaten Mappi baik yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk kebutuhan upacara adat.
Aneka jenis kerajinan yang mereka kerjakan mulai dari aksesoris kepala, aksesoris leher maupun aksesoris pinggang.
Begitu juga dengan aksesoris yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti aneka jenis noken juga mereka sediakan.
Baca Juga: Daur Ulang Sampah, Perajin Yogyakarta Buat Kain Batik Raksasa Bermotif Garuda Pancasila
Menariknya, hampir seluruh kerajinan yang dihasilkan berbahan baku dari sekitar mereka atau dari hutan, meski untuk mendapatkan bahan baku cukup sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum bisa diolah menjadi sebuah kerajinan.
Bahan baku untuk kerajinan mereka antaranya daun sagu, buah jali, biji kai, buah meranti, buah kenari, kulit kayu gaharu dan bulu Kasuari.
Menurut Gema, selain untuk memperoleh tambahan penghasilan, membuat kerajinan tetap mereka lakukan untuk menjaga budaya mereka tetap dikenal.
Dirinya mengaku belajar membuat kerajinan sejak masih kecil, diajari oleh orang tuanya.
Satu jenis kerajinan membutuhkan waktu antara 1 minggu hingga 1 bulan pengerjaan hingga siap dipakai atau dijual.
Jenis kerajinan yang membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama adalah cawat atau hiasan pinggang, kantong anyaman serta kerajinan dari manik-manik.
Harga kerajinan yang mereka jual bervariasi antara Rp100 ribu hingga Rp500 ribu.
Namun, saat ini hasil kerajinan mereka belum dapat dipasarkan secara maksimal karena belum ada wadah khusus yang menampung kerajinan tangan yang mereka hasilkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.