KOMPAS.TV - Kiprah Amalia Rezeki dalam pelestarian bekantan sudah tak diragukan lagi.
Ia memilih mengabdikan dirinya untuk menyelamatkan bekantan yang terancam punah.
Demi melindungi habibat bekantan, perempuan yang menyandang gelar Doktor Konservasi Bekantan ini mendirikan Komunitas Sahabat Bekantan Indonesia atau SBI.
Komunitas ini ia dirikan saat masih berstatus mahasiswa jurusan biologi di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Bekantan merupakan primata endemik di Kalimantan.
Namun populasinya terancam punah karena berbagai faktor, mulai karena perburuan liar, alih fungsi lahan hingga kerusakan hutan.
Dalam ekosistem, kehadiran bekantan patut dijaga karena menjadi spesies kunci yang menjaga keseimbangan lahan basah.
Habitat bekantan yang dekat dengan permukiman penduduk dan kawasan industri di jalur Sungai Barito mengancam keberadaan bekantan di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Berdasar data BKSDA Kalimantan Selatan, ada penurunan populasi bekantan dari 5.000 ekor menjadi kurang dari 3.000 ekor di tahun 2021 lalu.
Atas dasar itulah Amalia bahkan rela membeli lahan di sekitar Pulau Curiak melalui penggalangan dana.
Amalia pun memutuskan untuk melakukan restorasi lahan.
Restorasi dilakukan dengan menanami pohon Mangrove Rambai yang merupakan vegetasi bakau utama dan pakan utama bekantan.
Amalia dan timnya juga membangun stasiun riset bekantan untuk menunjang penelitiannya.
Baca Juga: Elit Partai Politik Bermanuver, Akankah Koalisi Parpol Berubah?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.