JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengenang peristiwa peristiwa Kudeta 27 Juli 1996 atau Kudatuli.
Hal itu diceritakan Megawati saat menyampaikan pidato di acara HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Selasa (10/1/2023) lalu.
Megawati mengaku pernah mendapatkan perlakuan yang tak menyenangkan saat itu.
Dia harus dijemput paksa aparat hingga diinterogasi oleh Kejaksaan lantaran memperjuangkan Partai Demokrasi Indonesia di era Orde Baru.
“Serangan kantor Kudatuli 27 Juli 1996. Saya yang bingungnya gini ya, waktu itu kan saya mikir lho. Kita ini (PDIP) sah lho. Kok sampai diserang itu ngopi tho yo? Bingung lho saya,” ujar Megawati.
Baca Juga: Ketika Megawati Heran Banyak Media Liput HUT ke-50 PDI-P
“Sebenarnya bingungnya ini totocoro apa ya? Lha iya lah, saya dibawa polisi ditanyai segala macam dibawa ke Kejaksaan,” tambah Megawati.
Selain itu, menurutnya kala itu tak sedikit pihak-pihak yang kritis terhadap rezim justru disebut Komunis.
Jika memang dirinya ditangkap, kata Megawati, maka ia ingin dibacakan BAP.
Dia pun tak ingin ambil pusing apa yang akan ditulis aparat.
"Terserah apa yang ditulis, hanya satu yang saya bilang, saya nggak mau kalau dibilang komunis karena saya nggak pernah ikut,” kenang Megawati disambut riuh tepuk tangan kader PDIP.
“Lha iya lho enak wae, tapi kalo saya dibilang Soekarnois, Yes,” tambahnya.
Video Editor: Firmansyah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.