SURABAYA, KOMPAS.TV- Ahmad Mustawan Firdausi, seorang siswa SMP di Surabaya mengkreasikan berbagai macam tokoh pewayangan dengan memanfaatkan limbah kotak nasi yang berasal dari sisa hajatan warga dan bank sampah kampung.
Ide awal pembuatan wayang menggunakan limbah kotak nasi ini dilatarbelakangi biaya pembuatan wayang kulit yang dirasa cukup mahal.
Sehingga, membuat Ahmad Mustawan mencari alternatif bahan baku lain seperti sampah kotak nasi dan jajanan yang banyak ditemui di lingkungannya.
Mustawan atau yang akrab disapa Wawan ini mengerjakan kreasi wayang kertasnya di rumah.
Prosesnya cukup sederhana limbah kertas yang telah dipilih terlebih dahulu di gambar polanya sesuai karakter wayang yang diinginkan.
Kemudian dipotong, digambar motif, lalu diwarnai hingga menyerupai wayang kulit.
Wawan mulai menggemari perwayangan sejak usia 3 tahun, mengikuti jejak sang kakek yang juga merupakan perajin wayang tradisional di Surabaya.
Mustawan juga memberikan pelatihan pembuatan wayang limbah kotak nasi kepada anak-anak di lingkungannya.
Puluhan karakter wayang telah dibuat menggunakan limbah kotak nasi seperti, Punokawan, Wisanggeni Sengkuni, hingga Togok dan Bilung.
Sementara, hasil wayang limbah kertas ini dijual seharga Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.