JAKARTA, KOMPAS.TV - Menurut Samuel Hutabarat, Ayah dari Yosua; Mabes Polri beralasan tidak bisa melakukan pemakaman kedinasan karena ada administrasi yang kurang, namun keluarga mengaku tidak diberitahu administrasi apa yang dimaksud.
Dalam sidang, Jaksa bertanya kepada Ayah dan Ibu Yosua, soal video dan foto-foto yang didalamnya terdapat Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Menanggapi pertanyaan ini, Ayah Yosua pun meminta Putri Candrawathi membuka masker agar ia dapat mengenalinya.
Putri Candrawathi di hadapan Ayah dan Ibu Yosua, saat keduanya bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, menyampaikan permintaan maafnya.
Putri sebagai seorang ibu, juga merasakan duka jika harus kehilangan seorang anak.
Usai Ayah dan Ibu Yosua Hutabarat memberikan kesaksiannya di pengadilan, Ferdy Sambo menyampaikan penyesalannya bahwa kejadian hilangnya nyawa Yosua karena dirinya tidak bisa menahan kemarahan yang dipicu karena sesuatu yang terjadi pada istrinya.
Dan hal tersebut akan dibuktikan di pengadilan.
Dalam sidang, penasihat Hukum Ferdy Sambo bertanya kepada Ibu Yosua, Rosti Simanjuntak, perihal intensitas komunikasinya dengan Yosua.
Rosti Simanjuntak meminta supaya melihat data komiunikasinya di ponsel Yosua, yang hingga hari ini belum ditemukan.
Dalam pertemuan perdananya dengan terdakwa Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi di persidangan, Ibu Brigadir Yosua, Rosti Simanjuntak, yang hadir sebagai saksi pada Selasa (1/11) pagi kembali menangis saat diminta Jaksa menceritakan sifat-sifat anaknya.
Emosi Rosti kembali meluap, di hadapan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, yang ia sebut tega merenggut nyawa anaknya.
Saat sidang saksi, Ayah Brigadir Yosua juga menjelaskan soal pemakaman kedinasan Yosua yang sempat tidak bisa dilaksanakan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.