JAKARTA, KOMPAS.TV - Komnas HAM juga akan mengirimkan Tim Pemantau Investigasi ke lokasi kejadian, terkait aspek hak asasi manusia pascaperistiwa ini.
Mabes Polri mendalami penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan Malang apakah sudah sesuai dengan prosedur.
Jika sudah diketahui hasilnya, akan disampaikan ke publik.
Kemarin malam (2/10), aparat menembakkan gas air mata ke kerumunan suporter ketika situasi sudah tidak kondusif.
Diduga akibat inilah banyak suporter tewas karena sesak napas.
Pakar kesehatan menilai, penggunaan gas air mata saat kerusuhan penonton di Stadion Kanjuruan Malang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Terlebih kandungan dalam gas tersebut langsung dirasakan oleh manusia, terutama pada mata dan pernapasan.
Penembakan gas air mata oleh polisi saat ricuh penonton usai pertandingan Liga 1 Indonesia antara Arema FC melawan Persebaya, ternyata berbahaya bagi kesehatan; terlebih situasi dalam stadion yang penuh sesak.
Pakar Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dede Nasrullah, menjelaskan gas air mata memiliki kandungan yang berbahaya, terutama bagi mata, pernapasan, serta kulit bila terkena langsung.
Senyawa Chloroacetophenone dan Chlorobenzylide Nemalononitrile mengakibatkan perih di mata dan sesak napas.
Selain iritasi pada mata dan pernapasan, juga bisa mengakibatkan kulit terasa gatal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.