JAKARTA, KOMPAS TV - Tragedi ricuh dan desak-desakan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Liga 1 antara Arema dan Persebaya, Sabtu (1/10).
Terdapat lima fakta yang tercatat dalam tragedi tersebut, salah satunya adalah tentang jumlah korban.
Baca Juga: Jokowi Sampaikan Duka pada Tragedi Kanjuruhan, Beri Perintah Khusus untuk Kapolri
1. Hingga Minggu pagi (2/10) tercatat korban jiwa mencapai 129 orang.
2. Mayoritas korban meninggal akibat berdesakan dan kehabisan napas.
3. Tragedi Kanjuruan jadi tragedi sepak bola terbesar kedua sepanjang sejarah, di dunia.
4. Suporter berdesakan usai petugas menembak gas air mata ke arah tribun penonton.
5. PT LIB hentikan sementara jadwal Laga Liga 1 selama sepekan.
Tragedi Kanjuruhan hingga Minggu siang (2/10) tercatat sebabkan korban jiwa sebanyak 129 orang.
Jumlah tersebut menjadikan tragedi Kanjuruhan sebagai tragedi sepak bola dengan jumlah korban tewas kedua terbanyak sepanjang sejarah, di dunia.
Yang pertama adalah tragedi Estadio Nacional Disaster di Lima, Peru, dalam laga Peru melawan Argentina tahun 1964.
Di tragedi tersebut kericuhan ditambah pengamanan gas air mata menyebabkan korban berjatuhan.
Atas kejadian tersebut, tecatat 328 orang meninggal dunia dan 500 lainnya terluka.
Sementara itu soal Kanjuruhan, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta memaparkan kronologi tragedi Kanjuruhan, yang dimulai ketika sejumlah suporter Arema masuk area lapangan.
Untuk pengalaman, petugas polisi di lapangan gunakan gas air mata.
"Karena gas air mata, mereka pergi ke luar ke satu titik. Di pintu keluar," ujar Nico, Minggu dini hari (2/10).
"Kemudian terjadi penumpukan. Di penumpukan itu lah terjadi sesak napas, kurang oksigen," ucapnya.
Video Editor: Bara Bima
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.