KOMPAS.TV - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, SBY yang mengaku mendengar kabar ada tanda-tanda Pemilu 2024 akan diselenggarakan dengan tidak jujur dan adil.
Karena itu, SBY merasa harus "turun gunung".
Namun, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai pendukung utama pemerintahan saat ini, mengaku tidak terima dengan pernyataan SBY ini.
PDI Perjuangan mendorong SBY menindaklanjuti kecurigaannya ke ranah hukum saja.
Tidak hanya soal Pemilu, saling balas pernyataan politik antara Partai Demokrat dan PDI Perjuangan sebagai partai pendukung pemerintah sebelumnya juga terjadi.
Baca Juga: Terima & Tak Ajukan Banding, Ipda Arsyad Disanksi Demosi 3 Tahun Karena Terlibat Kasus Sambo!
Mereka saling klaim capaian pembangunan infrastruktur di era Presiden ke-6 SBY dan di era Presiden Joko Widodo.
Ketua Umum Partai Demokrat AHY menyinggung pembangunan infrastruktur di era Jokowi yang diklaim sangat pesat, padahal pembangunan infrastruktur di era Jokowi sudah direncanakan sejak zaman ayahnya, Presiden ke-6 SBY, sehingga Jokowi hanya tinggal "gunting pita".
Pernyataan ini ditantang balik Politisi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu.
Adian meminta AHY menyampaikan detail proyek mana saja yang sudah diselesaikan di era SBY dan Jokowi hanya tinggal meresmikan saja.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.