JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah memastikan rencana konversi kompor gas elpiji 3 kilogram atau melon ke kompor induksi listrik belum final.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut konversi tidak akan dilakukan tahun ini.
Rencana pemerintah untuk mengonversi kompor gas ke kompor induksi listrik menuai sorotan.
Pemerintah berdalih, konversi dilakukan untuk menekan penggunaan gas subsidi 3 kilogram yang dinilai tidak tepat sasaran.
Namun, pemerintah belum memutuskan apakah wacana konversi akan diputuskan menjadi kebijakan.
Baca Juga: Rencana Konversi Gas 3 KG ke Kompor Listrik Tuai Pro-Kontra, Menko Perekonomian: Belum Disetujui
Menteri BUMN, Erick Thohir menyebut Indonesia selama ini terbebani impor elpiji Rp70 triliun setiap tahun.
Erick menyebut konversi kompor gas ke listrik bisa mengurangi beban impor.
Erick juga menegaskan tidak ada kaitan konversi kompor gas ke kompor listrik dengan isu penghapusan daya listrik 450 watt.
Data Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia Tahun 2021, kenaikan impor elpiji terjadi dalam tiga tahun terakhir.
Meski demikian, angkanya relatif stagnan di 6,3 juta metrik ton dalam dua tahun terakhir.
Sementara, menurut data BPS, nilai impor elpiji tahun 2021 mencapai Rp58, 2 triliun atau setara 4,09 miliar dollar Amerika Serikat.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI, Tulus Abadi dalam program Sapa Indonesia Malam mengkritik subsidi energi yang selalu dianggap tak tepat sasaran.
Warga juga tetap memakai dua kompor untuk mengantisipasi jika listrik padam.
Uji coba konversi ini membuat pengguna terutama ibu-ibu keberatan karena berbagai alasan.
Anggota Komisi VII DPR, Mulan Jameela juga tidak setuju dengan program ini.
Konversi kompor elpiji ke kompor listrik justru membuat masalah baru.
Meski peralihan kompor gas ke kompor listrik tujuannya adalah untuk mengurangi subsidi gas elpiji 3 kilogram.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.