JAKARTA, KOMPAS.TV - Adu mulut dan saling dorong, antara massa pengunjuk rasa dan polisi serta Satpol PP, sempat mewarnai aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM di Kota Ternate, Maluku Utara.
Kesal karena Wali Kota Ternate tidak menemui mereka, mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Ternate, mengepung, dan sempat melakukan aksi anarkistis.
Mereka merusak dan merobohkan pintu pagar Kantor Wali Kota Ternate, dalam aksi Senin (12/09) siang.
Di hari yang sama, ketegangan juga terjadi dalam aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Kabupaten Aceh Barat.
Kericuhan terjadi saat polisi mencoba menghadang, dan membubarkan massa dengan gas air mata, saat mereka memaksa untuk merangsek masuk ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten.
Baca Juga: Presiden Minta Kepala Daerah Gunakan APBD Guna Cegah Persoalan Akibat Penyesuaian Harga BBM
Akibat bentrok, 10 mahasiswa menjadi korban, dan dua diantaranya harus dirawat di Rumah Sakit Kesrem Meulaboh, Aceh Barat.
Belasan orang peserta aksi ditangkap, karena membawa senjata tajam, dan benda membahayakan.
Aksi 12 September, menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, juga berlangsung di kawasan Istana dan Patung Arjunawiwaha, Jakarta Pusat.
Di tengah orasi massa Gerakan Nasional Pembela Rakyat, GNPR, datang kelompok lain dengan mobil komando dari arah Gedung Indosat.
Massa yang belum diketahui itu kemudian dihalau massa lain.
Aksi unjuk rasa ini diikuti berbagai elemen massa, termasuk buruh, dan presidium alumni, PA 212. Ada sejumlah tuntutan yang disuarakan buruh.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono menemui perwakilan pendemo yang menolak kenaikan harga BBM.
Di atas mobil komando, Kasetpres berjanji akan menindaklanjuti tuntutan pendemo.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.