JAKARTA, KOMPAS.TV - Empat dari lima tersangka dan satu saksi dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua sudah menjalani uji poligraf atau pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kebohongan.
Hasilnya, dua ajudan Ferdy Sambo, yakni Ricky Rizal dan Richard Eliezer serta sopirnya, Kuat Ma’ruf tidak menunjukkan indikasi penipuan atau “no deception indicated” alias jujur.
Sementara untuk uji poligraf istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan asisten rumah tangga, Susi tidak dibuka ke publik.
Lalu seperti apa cara kerja poligraf?
Poligraf juga dikenal sebagai “psycho physiological deception detection”.
Dengan kata lain, pendeteksi kebohongan seseorang melalui gejala psikis yang membangkitkan reaksi fisiologis atau reaksi tubuh.
Poligraf yang dimiliki Puslabfor Polri memiliki tingkat akurasi hingga 93 persen, artinya dapat dijadikan bahan pelengkap penyidikan.
Di tahap pertama, terperiksa akan diwawancara terlebih dulu untuk memastikan kesiapan subjek secara jasmani rohani dan menjelaskan cara kerja alat.
Terperiksa juga ditanya kesediaan, diperiksa dengan poligraf, agar tidak melanggar Hak Asasi Manusia.
Pemeriksaan poligraf, bisa berlangsung 3 hingga 6 jam.
Hasilnya berupa grafik yang dituangkan dalam “form hand scoring” untuk dianalisa sebagai hasil dari pendapat ahli berupa berita acara pemeriksaan.
Ini merupakan salah satu metode “scientific crime investigation” yang digunakan Polri dalam mengusut kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.