JAKARTA, KOMPAS.TV - Kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar dan Pertalite diperkirakan tidak akan cukup sampai akhir tahun.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut bahwa Pertalite dan Solar akan habis pada September dan Oktober 2022, jika tidak ada perubahan pola konsumsi masyarakat terkait dua jenis BBM itu.
Pemerintah dinilai harus segera menaikkan harga BBM bersubsidi untuk mengurangi anggaran subsidi BBM yang tahun ini mencapai Rp 502 triliun.
Ekonom Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal, dalam program Sapa Malam mendukung pemerintah untuk menaikkan harga BBM subdisi demi menyelamatkan anggaran negara.
Apalagi, pola subdisi yang ada saat ini dinilai sudah tidak tepat sasaran.
Namun, jika harga BBM naik, inflasi menjadi ancaman yang menekan pertumbuhan ekonomi.
Oleh karenanya, Fithra menekankan harus disiapkannya bantalan sosial bagi masyarakat miskin.
Baca Juga: BBM Subsidi Dinikmati Orang Kaya, Ekonom: Lebih Baik Dikasih ke Orangnya daripada ke Komoditinya
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pun kembali menegaskan bahwa BBM subsidi ini salah sasaran.
Maka harus ada rekalkulasi, supaya APBN tak semakin berdarah-darah.
Di saat yang sama, keuangan negara juga tetap bisa jadi bantalan saat ada goncangan.
Kompas TV membahas soal kenaikan harga BBM subsidi pagi ini bersama Ekonom UI, Teuku Riefky. Simak videonya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.