JAKARTA, KOMPAS.TV - Tak banyak orang yang memahami seluk beluk senjata api. Tapi belakangan, senjata api menjadi buah bibir hampir di semua kalangan. Apalagi kalau bukan terkait kasus pembunuhan Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat di rumah dinas Irjen Ferdi Sambo. Yoshua tewas tertembus timah panas yang dimuntahkan senjata api Glock 17.
Glock 17 diambil dari nama Gaston Glock, seorang Insinyur asal Austria, sekaligus pendiri Glock INC. Pada 30 april 1981, Gaston Glock mendaftarkan hak paten Glock 17 ke US Patent Office. Berdasarakan rilis website US Glock, senjata Glock 17 dirancang untuk para professional, penegak hukum dan personel militer di seluruh dunia. Karena bobotnya ringan dan mudah dioperasikan. Sehingga, polisi sering menggunakan senjata ini demi serangkaian tugas negara.
Glock 17 memiliki magasin, berkapasitas isi peluru yang bervariasi yaitu : Standart : isi 17 butir Optional : isi 19, 24, 31, 33 butir Dalam kasus ini, diketahui Bharada E menggunakan Glock 17 dengan magasin isi 17 butir peluru. Dia mengaku melakukan 5 kali tembakan sehingga mengakibatkan 7 luka di tubuh Brigadir J.
Tapi, Ada yang jadi pertanyaan!
Baca Juga: Brigadir J Disebut Ajudan Paling Disayang Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Bikin Ajudan Lain Iri
Di Indonesia senjata Glock 17 biasanya dikenal, hanya digunakan oleh polisi setingkat Perwira atau Ajun Komisaris Polisi (AKP). Ada 22 pangkat polisi di Indonesia, mulai dari yang terbawah hingga tertinggi.
Kalau kita melihat berdasarkan pangkat kepolisian dari kasus Brigadir J :
-Ferdy Sambo berada di posisi ke 3 yaitu Inspektur Jendral
-Yoshua berada di peringkat 4 yaitu Brigadir Polisi (Brigpol)
-Sementara Richard Eliezer Pudihang Lumiu berada di urutan terendah yaitu Bhayangkara Dua (Bharada). Lalu, Kenapa Bharada E bisa menggunakan senjata itu?
Begitupun dengan senjata yang ditemukan yang disebut digunakan Brigadir J adalah senjata HS-9. Senjata ini memiliki spesifikasi tidak jauh berbeda dengan Glock 17.
Senjata HS-9 diproduksi oleh HS Product di Kroasia dan menjadi jenis senjata favorit kalangan militer global. Kalau di Indonesia sendiri, HS-9 telah digunakan di jajaran Korps Brimob Polri. Namun, Kira-kira seperti apa standar penggunaan senjata ini?
Baca Juga: Polemik! Gaji Petinggi ACT Fantastis, Donatur Menangis?
Berdasarkan pangkat atau karena mereka sama-sama ajudan seorang Irjen? Kabarnya, belakangan ini para Ajudan memang sudah dibekali senjata api jenis Glock, penggunaannya pun harus berizin. Lalu… bagaimana dengan skill menembak mereka?
Menurut LPSK, Bharada E tidak lebih jago menembak dibandingkan dengan brigadir j yang merupakan sniper. Skor latihan menembak bharada e pada pendidikan dan pembentukan tamtama brimob tahun 2019 hanya 76,13 dari nilai standart penembak jitu yaitu 100.
Terkait kepemilikan senjata glock 17. Bharada E baru memiliki sejak november 2021. Kita semua berharap kasus pembunuhan Yoshua segera terkuak, terutama terkait motif yang masih menggelitik publik.
Video Editor : Agung
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.