JAKARTA, KOMPAS.TV - Pro kontra keberadaan Citayam Fashion Week terus bergulir seiring semakin masifnya acara serupa di berbagai daerah di Indonesia.
Pemerintah diharap bisa memberikan alternatif lokasi untuk gelaran fashion week ini tanpa mematikan kreativitas warga.
Minggu pagi, kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat mulai ramai dikunjungi warga yang datang dengan berbagai tujuan, mulai dari sekadar rekreasi hingga membuat konten untuk media sosial.
Hampir semua pengunjung berlomba-lomba mengenakan baju terbaiknya dan melakukan aksi peragaan busana di zebra cross yang digunakan layaknya catwalk.
Aksi inilah yang belakangan disoroti sejumlah pihak, salah satunya dari koalisi pejalan kaki.
Koalisi pejalan kaki menyebut, penggunaan zebra cross untuk peragaan busana berbahaya dan mengganggu pejalan kaki.
Tak hanya itu, aksi ini juga dinilai menyebabkan kemacetan lalu-lintas.
Baca Juga: Ganjar Hadiri Resepsi Putri Anies, Sampaikan Pesan Pernikahan: Menikah Itu Bukan Sekadar Cinta
Banyaknya pro dan kontra tidak otomatis membuat Pemprov DKI Jakarta menutup aktivitas Citayam Fashion Week.
Pemrov DKI menyebut, ada opsi untuk menggelar CFW saat pelaksanaan Car Free Day.
Opsi lain juga muncul dengan membuka wacana Sarinah menjadi tempat alternatif pelaksanaan kegiatan Citayam Fashion Week.
Erick juga mengingatkan agar ajang ini jangan sampai dipolitisasi.
Aksi sejumlah remaja yang aktif di Citayam Fashion Week memang menjadi perbincangan.
Salah satu penggagasnya yakni Bonge, bahkan ditunjuk menjadi Duta Kejaksaan untuk menyampaikan pesan sekaligus jadi contoh untuk menjauhi pelanggaran hukum.
Namun, dengan semakin menjamurnya gerakan "Fashion Week'', semakin perlu pula peran Pemerintah menjamin ketersediaan ruang publik untuk warga berekspresi tanpa menganggu ketertiban umum.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.