LABUAN BAJO, KOMPAS.TV - Warga hingga para pelaku pariwisata, menggelar aksi demonstrasi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, menolak rencana kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo, menjadi Rp3,75 juta.
Mereka khawatir, kenaikan tarif yang drastis ini akan menurunkan kunjungan wisatawan yang berdampak pada omset mereka.
Para pelaku pariwisata menuntut dialog dengan Bupati Manggarai Barat, soal rencana kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo.
Sementara, menurut Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Zeth Sony Libing, rencana kenaikan tarif masuk Pulau Komodo ini sudah dibahas lama, dan pemerintah sudah mengajak warga maupun pelaku pariwisata di Pulau Komodo berdialog soal ini.
Sony juga menjelaskan, kenaikan tarif untuk menjaga jumlah wisatawan yang berkunjung, agar tak mempengaruhi ekosistem di Pulau Komodo.
Soal kenaikan tarif masuk Pulau Komodo, presiden bilang perlu keseimbangan konservasi dan ekonomi.
Pemerintah juga sudah menawarkan Pulau Rinca bagi wisatawan yang ingin melihat komodo dengan biaya lebih murah.
Wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo tercatat terus meningkat.
Tahun 2017 sebanyak 125.069 wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Baca Juga: Catat! Harga Tiket Masuk Pulau Komodo Naik Jadi Rp 3,75 Juta per 1 Agustus 2022
Tahun 2018 naik lebih dari 176 ribu orang, dan terus naik hingga 221.703 pada 2019.
Sesuai dengan kebijakan tarif baru, per 1 Agustus 2022 jumlah wisatawan akan dibatasi 219.000 orang per tahun.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat, populasi komodo terus bertambah.
Pada tahun 2018, populasi komodo 2.899 ekor.
Pada tahun 2021, populasinya mencapai 3.303 ekor, tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Gili Motang dan Pulau Nusa Kode, Nusa Tenggara Timur.
Komodo sudah ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia sejak tahun 1991, dan menjadikan komodo sebagai satu-satunya kadal purba yang masih ada hingga saat ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.