KOMPAS.TV-Tidur seharian kadang menjadi pilihan sebagian orang, untuk menikmati libur akhir pekan.
Biasanya, tidur seharian saat weekend dianggap sebagai pengganti kekurangan tidur di hari kerja.
Faktanya, kebiasaan tidur seharian saat weekend bisa memicu sindrom social jet lag pada tubuh.
Social jet lag merupakan kondisi ketika jadwal tidur, tidak sesuai dengan jam biologis tubuh.
Fenomena ini, sama dengan kita melakukan perjalanan antarzona waktu menggunakan pesawat.
Misalnya, kamu tidur di Jumat malam sampai Sabtu sore, artinya kamu telah tidur melebihi zona waktu dalam satu hari.
Akibatnya, kamu akan merasa kelelahan dan sulit tidur setelahnya, karena aktivitas yang banyak berkurang.
Menyadur dari Grid.id, meski kita bisa ‘’menebus’’ waktu tidur yang kurang, itu tidak akan berjalan efektif.
Kurang tidur akan berdampak pada daya ingat, walaupun kita sudah tidur lama di akhir pekan.
“Siklus tidur hingga bangun pada manusia didasarkan pada ritme 24 jam. Setelah kita beralih ke siklus berikutnya, jam biologis kita pada dasarnya akan diatur ulang” terang Melinda Jackson Psikolog dan Dosen Senior di Monash University.
Menurut Jackson, otak kita memiliki kemampuan untuk merespons kehilangan tidur dan menyesuaikan intensitas tidur.
Jadi, ‘’balas dendam’’ atas waktu tidur yang kurang di hari kerja tak akan mengganti kekurangan tidur kita di hari lain.
Dalam beberapa kasus, social jet lag juga bisa meningkatkan risiko serangan jantung pada orang dewasa.
Semakin sering melakukan kebiasaan tidur seharian saat weekend, semakin berisiko terkena penyakit jantung.
Baca Juga: Penelitian Terbaru Ungkap Durasi Tidur Ideal Dapat Pengaruhi Kesehatan Jantung
Editor Video & Grafis: Joshua Victor
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.