KOMPAS.TV - Perekonomian global terus diwarnai dengan peningkatan inflasi.
Tidak hanya ketegangan geopolitik Rusia Ukraina, kebijakan zero covid-19 di Tiongkok juga mempengaruhi ekonomi dunia.
Sebaliknya, perekonomian dalam negeri terus membaik.
Bahkan, kinerja ekspor tetap kuat di tengah perlambatan ekonomi global.
Namun, tekanan terhadap nilai tukar rupiah meningkat.
Bank Indonesia tetap mempertahankan BI Seven Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5 persen.
Keputusan ini adalah hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 22 hingga 23 Juni 2022.
Rapat Dewan Gubernur tersebut juga memutuskan untuk mempertahankan Suku Bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen dan Suku Bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.
Keputusan ini sejalan dengan perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar, serta tetap mendukung pertumbuhan ekonomi, di tengah naiknya tekanan eksternal terkait dengan meningkatnya risiko stagflasi di berbagai negara.
Ketidakpastian ekonomi global masih akan tinggi.
Seiring dengan makin mengemukanya risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan inflasi global.
Termasuk sebagai akibat dari makin meluasnya kebijakan proteksionisme terutama pangan yang ditempuh oleh berbagai negara.
Untuk menyikapi ketidakpastian ini, Bank Indonesia terus menempuh berbagai langkah penguatan bauran kebijakan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.