KUNINGAN, KOMPAS,TV - Sebuah posko darurat penyakit mulut dan kuku didirikan di sentra ternak sapi perah di Blok Cigeureung, Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kuningan, Jawa Barat.
Kegiatan jual beli sapi juga dihentikan, sebagai antisipasi 195 ekor sapi yang terindikasi terinfeksi penyakit mulut dan kuku.
Hingga Senin (30/05) pagi, sebanyak 195 ekor sapi di sentra ternak sapi perah di Blok Cigeureung, Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kuningan, Jawa Barat, terindikasi terinfeksi penyakit mulut dan kuku dengan tanda-tanda yang menonjol.
Kawasan ini akhirnya lockdown.
Setiap kendaraan yang keluar masuk disemprot disinfektan, untuk menghindari ada virus yang menempel di pakaian manusia, dan berpotensi menyebar ke sapi-sapi.
Baca Juga: Berdalih Antisipasi Sebaran PMK, Pemkot Bogor Razia Mobil Pengangkut Hewan Ternak
Kebijakan lockdown ini juga menghentikan jual beli sapi.
Pemerintah melarang ada sapi dari Blok Cigeureung yang keluar, dan juga sebaliknya, melarang sapi luar masuk ke Blok Cigeureung.
Pemerintah bersama warga, juga mendirikan posko darurat penyakit mulut dan kuku.
Mereka memasang spanduk bertuliskan sosialisasi tentang penularan penyakit mulut dan kuku pada sapi.
Dari 6 kecamatan yang menjadi wilayah kerja pusat kesehatan hewan, atau Puskeswan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan, Kecamatan Cigugur adalah yang terbanyak kasus indikasi penyakit mulut dan kuku.
Pemerintah Kuningan pun menetapkan Blok Cigeureung Kelurahan Cigugur, sebagai zona merah penyebaran penyakit mulut dan kuku.
Penyakit mulut dan kuku pada sapi membuat produksi susu menurun drastis.
Bahkan ada sapi yang sama sekali tidak menghasilkan susu.
Puskeswan Kuningan memberikan antibiotik dan vitamin, kepada sapi-sapi.
Para petani juga diajak meningkatkan kebersihan kandang, untuk mempercepat penyembuhan sapi-sapi terindikasi penyakit mulut dan kuku.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.