JAKARTA, KOMPAS.TV - Temuan dugaan kasus hepatitis akut pada anak, yang belum diketahui penyebabnya jadi perhatian serius Kementerian Kesehatan.
7 dari 18 pasien diduga hepatitis akut yang ditemukan per (11/05), meninggal dunia.
Para ahli terus berkejaran dengan waktu untuk memahami kasus hepatitis akut misterius, yang kini telah dilaporkan oleh lebih dari 20 negara.
Di tanah air, pasien dengan gejala mirip hepatitis akut pun terus bertambah.
Seorang pasien berusia 9 tahun yang tengah dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo Makassar, adalah salah satunya.
Hasil uji laboratorium, tidak menemukan infeksi Hepatitis A, B, dan C, dan kini sampel darahnya tengah diteliti Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Sosialisasi Pencegahan Hepatitis Akut, Dinkes Jember Ajak Pedagang Sekolah Jaga Kebersihan Makanan
Namun, belum bisa dipastikan apakah penyebab meninggal dunia murni karena hepatitis akut atau ada faktor lainnya.
Sejak ditemukan april lalu di Inggris, hingga saat ini para peneliti dan Organisasi Kesehatan Dunia juga belum bisa menyimpulkan, penyebab pasti kasus hepatitis akut pada anak.
Namun, hasil riset sementara menunjukkan kemunculan hepatitis akut, diduga kuat merupakan efek jangka panjang dari infeksi covid-19 pada anak, yang bisa dipicu oleh berbagai macam faktor.
Di tengah kekhawatiran penyebaran hepatitis akut ini, sekolah tatap muka dengan kapasitas penuh sudah kembali berjalan.
Namun, DKI Jakarta yang mencatat temuan kasus dugaan hepatitis akut terbanyak, belum akan mengubah kebijakan sekolah tatap muka.
Kebutuhan untuk mengejar ketertinggalan akademis imbas pandemi covid-19 memang mendesak, namun demi keamanan dan kesehatan anak-anak usia sekolah, Komisi Perlindungan Anak Indonesia pun meminta kebijakan pembukaan kantin di sekolah dievaluasi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.