JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah mengklaim pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini membaik, jika dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekonomi Indonesia, kuartal satu 2022 tumbuh positif sebesar 5,01 persen.
Tapi, Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak ingin cepat berpuas diri.
Terlebih lagi, masih ada beberapa faktor yang harus tetap dijaga demi kestabilan ekonomi, khususnya sektor investasi.
Pemerintah kini mulai menjadikan swasta sebagai motor penggerak investasi.
Tapi, inflasi global juga akan mengancam terhambatnya penanaman modal di Indonesia.
Meskipun angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun 2022 mencapai 5.01 persen, dalam waktu yang bersamaan, angka inflasi rata-rata pada bulan April mencapai 3,47 persen.
Meski ekonomi pasca lebaran mulai pulih, ekonom INDEF justru menilai inflasi bisa mengangam pertumbuhan ekonomi, karena inflasi menekan daya beli masyarakat.
Baca Juga: Menteri Keuangan, Sri Mulyani Dorong Swasta Jadi "Penggerak" Investasi untuk Pemulihan Ekonomi
Sementara itu, anggota DPR RI fraksi PKS, Mardani Ali Sera, menilai pemerintah gagal menstabilkan harga kebutuhan pokok pangan yang terus naik, hingga pasca lebaran.
Pertumbuhan ekonomi yang dinilai positif justru semakin memberatkan masyarakat.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku puas atas pertumbuhan ekonomi Indonesia di kwartal pertama 2022 sesuai rilis BPS yang berada di angka 5,01 persen.
Presiden Joko Widodo menyebut angka ini lebih baik dibanding sejumlah negara di dunia termasuk Tiongkok dan Amerika Serikat.
Kini diperlukan peran serta semua pihak, agar pertumbuhan ekonomi ini bisa terus membaik hingga kwartal selanjutnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.