SURABAYA, KOMPAS.TV - Polisi lakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di wahana seluncur air Kenjeran Waterpark, Surabaya, yang ambruk Sabtu (7/5) lalu.
Ada dugaan bahan yang dipakai untuk seluncur air tidak laik, sehingga tidak kuat menahan beban yang terlalu berat.
Olah TKP dilakukan Tim Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur di lokasi ambruknya seluncuran Kenjeran Waterpark, Surabaya.
Kerusakan ini menyebabkan 11 orang luka serius hingga masih dirawat di rumah sakit.
Tim Labfor Polda Jatim, terdiri dari delapan orang, yang terbagi dalam dua tim.
Masing-masing memeriksa kelaikan konstruksi dan bahan seluncuran.
Sementara itu, pengelola Kenjeran Waterpark mengklaim, kondisi seluncur air masih layak.
Pengelola menduga, robohnya seluncur air akibat kelebihan kapasitas.
Seorang saksi mata menyebut, sempat terjadi keretakan hingga kebocoran pada seluncur air sepanjang lima meter itu, hingga belasan orang jatuh dari ketinggian 10 meter.
16 orang menjadi korban dan dirawat di Rumah Sakit Dokter Soetomo dan Rumah Sakit Suwandi.
Sebagian korban mendapat perawatan intensif dan menjalani operasi patah tulang.
Hingga kini, polisi masih terus menyelidiki penyebab roboohnya Kenjeran Waterpark hingga sepekan ke depan.
Lantas, apa saja yang diperiksa dan bagaimana hasilnya?
Kompas TV berbincang langsung dengan Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Arief Ryzki Wicaksana.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.