KOMPAS.TV-Beberapa pesepakbola memiliki hobi dan ciri khas masing-masing yang bertolak belakang dengan dunia yang mereka geluti.
Pat Nevin, mantan gelandang Chelsea, amat tertarik dengan sinema Perancis dan genre musik post-punk.
Graeme Le Saux, eks bek kiri Inggris, adalah seorang pembaca Financial Times yang taat.
Kasey Caller dan Marcus Hahnemann (keduanya eks pesepakbola AS) merupakan penggemar berat band art-rock legendaris Tool dan sering hadir langsung nonton konser mereka.
Tapi untuk level paling nyeleneh rasanya belum ada yang menandingi pesepakbola asal Argentina ini: Dario Dubois.
Karier sepakbola Dubois tidaklah cemerlang. Selama aktif ia hanya bermain di beberapa klub lokal ecek-ecek divisi Primera C dan D.
Dubois dikenang karena sikapnya yang eksentrik. Mulai dari suka mengecat wajahnya sebelum bertanding, hingga menutup sponsor di seragam dengan selotip sebagai bentuk kritik.
Kebiasaan Dubois mengecat wajah terinspirasi dari stage act band rock yang sangat ia gemari: KISS.
Itulah kenapa pola coretan di wajahnya juga menyerupai Paul Stanley dkk: cat putih di seluruh wajah dengan maskara hitam di mata dan bibir.
Di luar kariernya sebagai pesepakbola, Dubois sempat bermain di tiga band sekaligus.
Dubois meninggal pada Maret 2008 dalam sebuah perampokan. Usianya 37 tahun saat itu.
Dalam wawancara terakhirnya sebelum meninggal dengan Ole, sebuah harian olahraga di Argentina, Dubois sempat mendeskripsikan dirinya:
“Seorang badut yang mengecat wajahnya, tapi terbunuh oleh seragamnya…”
Editor Video & Grafis: Dimas WPS
Sumber : diolah dari berbagai sumber
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.