MADIUN, KOMPAS.TV - Setiap pagi, Sadiyem, nenek berusia 68 tahun warga Kelurahan Krajan, Mejayan, Kabupaten Madiun ini mulai mempersiapkan beras ketan sebagai bahan utama pembuatan rengginang.
Dengan penuh semangat, Sadiyem mengerjakan proses demi proses.
Mulai memasak beras ketan, kemudian dicetak di atas sebuah papan, hingga proses penjemuran di bawah terik matahari.
Pembuatan rengginang ini dilakukan bersama salah satu anaknya, agar mempercepat proses produksi
Sudah 53 tahun, Sadiyem memproduksi rengginang dari beras ketan.
Rengginang yang dibuatnya biasanya dijual ke pengepul di Pasar Sayur Caruban setiap hari.
Namun momen jelang lebaran, merupakan waktu yang ditunggu oleh sang nenek.
Baca Juga: Gerobag Ramadan Ajang Kolaborasi Untuk Berbagi
Karena biasanya semakin mendekati Hari Raya Idul Fitri, permintaan rengginang terus meningkat.
Jika biasanya Sadiyem hanya memproduksi 5 kilogram beras ketan menjadi rengginang.
Sejak awal ramadan, dirinya dapat menggunakan hingga 10 kilogram beras ketan, dalam sekali produksi.
Rengginang yang telah kering dan dikemas, dijual seharga Rp25 ribu per kilogram.
Sementara, rengginang yang telah digoreng dijual dengan harga Rp6 ribu per 10 buah.
Biasanya, pemesan akan menjadikan rengginang sebagai sajian saat lebaran, atau oleh-oleh.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.