JAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang perwira polisi di Gorontalo tewas ditembak oleh tahanan narkoba di rumahnya.
Korban merupakan Direktur Tahanan dan Barang Bukti Polda Gorontalo, AKBP Beni Mutahir.
Jenazah korban sudah diterbangkan dari Gorontalo untuk dimakamkan di Malang, Jawa Timur.
Ia ditemukan tak bernyawa di rumah tersangka kasus narkoba yang berinisial R, di Perumahan Asparaga, Kota Gorontalo, pada Senin (21/3) pagi.
Korban ditemukan meninggal akibat luka tembak di kepala.
Polisi langsung bergerak cepat memburuh pelaku.
Dalam waktu kurang lebih dua jam, pelaku berhasil ditangkap.
Polisi pun sudah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menyita sejumlah barang bukti, termasuk CCTV dan senjata rakitan milik pelaku.
Dugaan sementara, ada indikasi penyalahgunaan prosedur yang dilakukan korban.
Pasalnya, pelaku seharusnya sedang ditahan di Rumah Tahanan Polda Gorontalo.
Di mata rekannya, AKBP Beni dikenal sebagai pribadi yang ramah dan religius.
Almarhum juga merupakan salah satu pengurus Masjid Az Zikra Polda Gorontalo.
Sementara itu, setelah diinapkan satu malam di rumah duka, jenazah Almarhum AKBP Beni Mutahir diterbangkan ke Surabaya pada Selasa (22/3) pagi.
Lantas, bagaimana Kompolnas melihat kasus penembakan perwira polisi oleh tahanan narkoba di Gorontalo ini?
Kompas TV bahas bersama Ketua Harian Kompolnas, Benny Joshua Mamoto.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.