KOMPAS.TV - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Kementerian Agama RI meluncurkan program pendampingan dan konseling, serta pemeriksaan kesehatan dalam tiga bulan pra nikah.
Program ini diluncurkan untuk mencegah stunting atau tengkes sejak dini.
Pemerintah telah menargetkan, angka prevalensi tengkes di Indonesia bisa turun dari 27,67 persen menjadi 14 persen pada 2024.
Baca Juga: Angka Stunting di Lumajang dan Bondowoso Tertinggi di Jawa Timur
Saat ini, 1 dari 4 anak di Indonesa mengalami tengkes dan masih di atas angka standar yang ditoleransi oleh WHO yaitu 20 persen.
Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan hal itu termasuk edukasi kepada pasangan pranikah.
Sebab, pencegahan tengkes bisa dilakukan dengan pengetahuan terkait kondisi kesehatan dan gizi yang baik dari orang tua.
Edukasi dan pendampingan pasangan pranikah merupakan langkah bersama antara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, bersama Kementerian Agama dengan meluncurkan program pendampingan dan konseling serta pemeriksaan kesehatan dalam tiga bulan pra-nikah.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjelaskan, tengkes merupakan kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat kurang asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada seribu hari pertama kehidupan.
Peluncuran program pendampingan konseling dan pemeriksaan kesehatan calon pengantin dalam tiga bulan pra-nikah digelar di Pendopo Pemkab Bantul, Yogyakarta pada Jumat pagi.
Peluncuran program ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Hasto Wardoyo dan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.