JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus infeksi Covid-19 varian Omicron “siluman” sudah terdeteksi di Indonesia.
Subvarian Omicron ini disebut lebih menular dan meningkatkan risiko keparahan penyakit.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta masyarakat waspada setelah subvarian baru Omicron, yang dilabeli BA.2, terdeteksi di Indonesia.
Kemenkes menyebut, subvarian omicron BA.2 lebih menular dan menaikkan tingkat keparahan penyakit.
27 Januari 2022 lalu, ada 10 kasus Omicron siluman yang terdeteksi di Indonesia.
Jumlahnya naik drastis pada 1 Maret 2022, menjadi 252 kasus; dan pada 3 Maret 2022, kembali naik menjadi 335 kasus.
Pemerintah, melalui Satgas Covid-19 Nasional, menyebut dampak mutasi varian omicron masih tengah dalam penelitian sampai sekarang.
Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengingatkan bahwa varian Covid-19 akan terus ada jika virus tidak dikendalikan.
Di tengah merebaknya varian baru Covid-19, pemerintah terus berupaya menggencarkan percepatan vaksinasi.
Hingga kini, program vaksinasi lengkap Covid-19 di Indonesia sudah mencapai target sasaran, yakni 70,33 persen penduduk Indonesia atau hampir 146,6 juta dosis.
Selain protokol kesehatan (prokes) yang ketat, apa yang harus diwaspadai masyarakat soal penyebaran subvarian baru Omicron BA.2 di Indonesia?
Kita bahas bersama Juru Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi; lalu Direktur Pascasarjana Universitas YARSI yang juga Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.