SERANG, KOMPAS.TV - Ribuan rumah di Kota Serang, Banten, terendam banjir akibat Sungai Cibanten meluap dan tak mampu menampung hujan yang turun sejak Senin (28/2) malam hingga Selasa (1/3) siang.
Sejumlah rumah warga pun hanyut dan data sementara, lima warga dilaporkan meninggal dunia.
Salah satu wilayah yang terdampak paling parah adalah Perumahan Padma Raya, Kaujon.
Di beberapa titik, ketinggian air mencapai dua meter.
Banjir juga merendam rumah warga di lingkungan Ciracas.
Sejumlah warga ada yang memilih menjaga rumah, adapula yang mengungsi di masjid.
Akibat banjir, lima warga meninggal dunia; 3 orang terseret arus, seorang tersengat aliran listrik, sedangkan seorang lainnya terdampak longsor.
Tak cuma rumah, banjir juga merendam sarana pendidikan seperti pesantren.
Asrama santri dan santriwati, serta perlengkapan ibadah, ikut terendam.
Pemilik pondok pesantren berharap, pemerintah memberikan bantuan untuk mengganti peralatan ibadah yang terendam banjir.
Banjir yang merendam permukiman warga di Kota Serang diduga akibat jebolnya Bendungan Sindangheula yang berada di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang.
Ditambah luapan Kali Cibanten yang mengalami pendangkalan.
Wali Kota Serang menyebut akan menyediakan posko pengungsian dan kebutuhan warga, serta fokus mengevakuasi warga.
Masa tanggap darurat banjir Cibanten ditetapkan hingga 5 Maret 2022 mendatang.
Data sementara BPBD Kota Serang, ada 43 titik yang terdampak banjir; 1.500 rumah warga terendam banjir, dan sekitar 3.500 orang mengungsi.
Pemerintah kota meminta masyarakat untuk tetap waspada, karena curah hujan masih cukup tinggi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.